Sabtu, 18 April 2015

Video Softskill



Nama Kelompok : - Elisa Rianisani
                             - Harfi Apriliani
                             - Lalitha Augusta
                             - Lintang Tejaratri
                             - Tria Risti

Selasa, 14 April 2015

Tugas Psikologi Umum 2 (Bab Emosi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO -- Kasus kekerasan di lingkungan sekolah kembali terjadi. Kali ini seorang murid SMPN 3 Nguter, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, harus dilarikan ke rumah sakit setelah dilempar keranjang sampah oleh seorang guru.

Tri Aji Bayu Seto (15), harus dilarikan ke Rumah Sakit Panti Waluyo Solo. Bagian kepala terluka akibat dilempar keranjang tempat sampah oleh seorang guru, yang tepat mengenai dahinya.

Paman korban, Susilo mengatakan saat ini pihak keluarga tengah fokus pada kondisi kesehatan korban. Soalnya, korban mendapat luka cukup serius pada bagian dahi. Kondisi korban saat dibawa perjalanan menuju rumah sakit, juga sempat mengalami muntah.

''Kami tidak berpikir selain untuk kesembuhan anak kami dahulu. Yang penting, Tri bisa pulih dulu. Kami khawatir karena dugaan gegar otak,'' katanya.

Kepala Desa Daleman, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo, Sudarman, menjelaskan peristiwa itu terjadi pada Senin (17/11) pagi. Peristiwa berawal ketika upacara bendera hendak dimulai, korban dan teman-teman bergerombol di depan kelas dan tidak segera masuk ke lapangan.

Salah seorang guru, Budi Santoso, beberapa kali memberi peringatkan kepada mereka, agar segera masuk ketengah lapangan. Namun, tampaknya peringatan itu tak digubris, hingga akhirnya sang guru emosi dan melempar tempat sampah ke arah mereka.

Lemparan tempat sampah itu mendarat tepat di kepala korban hingga terjatuh. Budi Santoso sendiri sampai saat ini belum bisa dimintai dikonfirmasi terkait kejadian mengakibatkan salah seorang muridnya dirawat di rumah sakit. Demikian guru di sana tertutup dengan kejadian ini. Ketika ditanya jawabnya sama bahwa mereka tidak tahu.

Kejadian ini melengkapi kasus serupa di Kabupaten Sragen. Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) SMK Negeri 1 Sambirejo, terpaksa berurusan dengan polisi.
Dia diduga melakukan pemukulan terhadap empat siswa menggunakan hak sepatu. Akibatnya tiga siswa diantaranya harus dilarikan ke Puskesmas Sambirejo lantaran kepalanya berdarah, Senin (17/11).

Kejadian itu berawal saat Wakasek Bidang Kesiswaan, Anik Sundari, hendak mengatur barisan siswa menjelang dilaksanakannya upacara bendera di halaman SMK Negeri 1 Sambirejo. Saat upacara hendak dimulai masih ada beberapa siswa kelas X belum masuk barisan dan masih bergerombol.

Melihat itu, Anik berusaha mengingatkan siswa agar segera masuk barisan untuk mengikuti upacara. Rupanya mereka tak mengindahkan peringatan itu. Sehingga membuat Anik marah.

Dia lantas mendatangi siswa, spontan melepas sepatu dan memukul empat siswa sampai mengeluarkan darah. Kejadian itu sontak mengundang perhatian guru dan siswa lain saat itu tengah berada di lapangan. 
Dari kasus diatas,dapat disimpulkan bahwa perilaku yang dilakukan oleh guru tersebut adalah termasuk kedalam Ekspresi Emosi Non Verbal yaitu tindakan-tindakan emosional. Karena berdasarkan teori yaitu saat mengalami emosi,kadang orang melakukan tindakan emosional. Kasus ini juga dapat dihubungkan dengan Teori Kognitif Tentang Emosi yang dikemukakan oleh Richard Lazarus dimana dikatakan bahwa emosi yang kita rasakan merupakan penilaian atau evaluasi atas informasi yang berasal dari situasi lingkungan dan dari dalam tubuh,karena itu situasi yang sama bisa menimbulkan penilaian dan penafsiran yang berbeda dan karena itu menimbulkan emosi yang berbeda pada orang-orang yang mengalaminya. Jadi,karena saat upacara hendak dimulai masih ada beberapa siswa kelas X belum masuk barisan dan masih bergerombol itu membuat emosi guru tersebut memuncak sehingga guru itu menunjukkan emosinya dengan cara melemparkan tempat sampah ke kepala muridnya.
sumber berita : http://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/14/11/20/nfbwy7-guru-emosi-keranjang-sampah-melayang