Selasa, 23 Juni 2015

Tugas Softskill

Review Film yang Berhubungan dengan Psikoanalisa

Kill Me Heal Me
Drama Korea "Kill Me Heal Me" bercerita tentang Cha Do Hyun, seorang pria yang berasal dari keluarga kaya dan merupakan pewaris ke tiga dari keluarga tersebut. Namun ia memiliki penyakit yaitu DID (Dissociative Identity Disorder) sehingga ia mempunyai tujuh kepribadian yang berbeda - beda. Penyakit itu didapatkannya karena trauma masa kecilnya terhadap ayahnya. Ia memiliki saudara perempuan yang seumuran dengannya. Saat masih kecil, mereka senang bermain bersama namun ayah mereka bertindak sangat kejam kepada putri perempuannya itu. Karena anak perempuan itu merupakan anak hasil hubungan gelap istrinya dengan lelaki lain. Setiap hari anak perempuan itu dikurung di gudang yang ada dirumahnya dan tidak ada satu pun yang boleh datang kesana untuk mengunjunginya. Namun Do Hyun merasa kasihan kepada anak perempuan itu dan stiap jam 10 pagiTrailer Kill Me Heal Me ia selalu diam-diam datang ke gudang untuk bermain bersama anak perempuan itu. Jika Do Hyun ketahuan oleh ayahnya,maka anak perempuan itulah yang disiksa dan dipukuli oleh ayahnya. Suatu hari Do Hyun merasa kesal dengan ayahnya yang senang menyiksa gadis kecil itu, lalu ia membakar gudang itu yang dimana didalam gudang tersebut terdapat ayahnya yg sedang menyiksa gadis kecil itu. Sejak kejadian itu, ayahnya koma dan Do Hyun memiliki penyakit DID tersebut. Kepribadian yang dimiliki Cha Do Hyun ada tujuh yaitu :
1. Cha Do Hyun (pewaris dari keluarga kaya)
2. Shin SeGi (Orang yang dingin dan berbahaya)
3. Perry Park (lelaki berumur 40tahun yang senang memancing)
4. Ahn YoSeob (Remaja laki-laki 17 tahun yang berobsesi untuk bunuh diri)
5. Ahn YooNa (Remaja perempuan berumur 17 tahun yang genit dan suka dengan pria tampan)
6. NaNa (gadis kecil berumur 7 tahun)
7. Mr.X (seseorang yang misterius)
Cha Do Hyun bisa saja berganti kepribadian saat ia dalam kondisi tertekan ataupun marah. Karena penyakitnya itu,ia kerap mendapatkan masalah. Oleh karena itu, ia datang ke psikiater untuk mencari psikiater pribadi untuknya. Ia bertemu dengan psikiater wanita muda yang belum terlalu berpengalaman bernama Oh Ri Jin. Oh Ri Jin membantu Cha Do Hyun untuk mengobati penyakitnya namun salah satu kepribadian Do Hyun yaitu Shin SeGi menyukai Oh Ri Jin dan ingin menguasai tubuh Do Hyun sehingga sangat sulit untuk Do Hyun kembali kedirinya sendiri (sembuh). Saat menjadi psikiater pribadi Do Hyun, Ri Jin mendapatkan ingatan masa kecilnya yang sudah lama tidak diingatnya. Setiap hari ingatannya itu muncul sedikit demi sedikit yang ternyata ingatannya itu dapat membantu Do Hyun untuk sembuh dang menghilangkan semua kepribadian gandanya.
Dari film ini kita dapat menghubungkan dengan teori Sigmun Freud yaitu psikoanalisa. Karena film ini menceritakan penyakit DID atau multiple disorder yang didapatkan karena trauma masa kecilnya yang dapat berpengaruh kepada kehidupan di masa depannya.

Sabtu, 18 April 2015

Video Softskill



Nama Kelompok : - Elisa Rianisani
                             - Harfi Apriliani
                             - Lalitha Augusta
                             - Lintang Tejaratri
                             - Tria Risti

Selasa, 14 April 2015

Tugas Psikologi Umum 2 (Bab Emosi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO -- Kasus kekerasan di lingkungan sekolah kembali terjadi. Kali ini seorang murid SMPN 3 Nguter, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, harus dilarikan ke rumah sakit setelah dilempar keranjang sampah oleh seorang guru.

Tri Aji Bayu Seto (15), harus dilarikan ke Rumah Sakit Panti Waluyo Solo. Bagian kepala terluka akibat dilempar keranjang tempat sampah oleh seorang guru, yang tepat mengenai dahinya.

Paman korban, Susilo mengatakan saat ini pihak keluarga tengah fokus pada kondisi kesehatan korban. Soalnya, korban mendapat luka cukup serius pada bagian dahi. Kondisi korban saat dibawa perjalanan menuju rumah sakit, juga sempat mengalami muntah.

''Kami tidak berpikir selain untuk kesembuhan anak kami dahulu. Yang penting, Tri bisa pulih dulu. Kami khawatir karena dugaan gegar otak,'' katanya.

Kepala Desa Daleman, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo, Sudarman, menjelaskan peristiwa itu terjadi pada Senin (17/11) pagi. Peristiwa berawal ketika upacara bendera hendak dimulai, korban dan teman-teman bergerombol di depan kelas dan tidak segera masuk ke lapangan.

Salah seorang guru, Budi Santoso, beberapa kali memberi peringatkan kepada mereka, agar segera masuk ketengah lapangan. Namun, tampaknya peringatan itu tak digubris, hingga akhirnya sang guru emosi dan melempar tempat sampah ke arah mereka.

Lemparan tempat sampah itu mendarat tepat di kepala korban hingga terjatuh. Budi Santoso sendiri sampai saat ini belum bisa dimintai dikonfirmasi terkait kejadian mengakibatkan salah seorang muridnya dirawat di rumah sakit. Demikian guru di sana tertutup dengan kejadian ini. Ketika ditanya jawabnya sama bahwa mereka tidak tahu.

Kejadian ini melengkapi kasus serupa di Kabupaten Sragen. Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) SMK Negeri 1 Sambirejo, terpaksa berurusan dengan polisi.
Dia diduga melakukan pemukulan terhadap empat siswa menggunakan hak sepatu. Akibatnya tiga siswa diantaranya harus dilarikan ke Puskesmas Sambirejo lantaran kepalanya berdarah, Senin (17/11).

Kejadian itu berawal saat Wakasek Bidang Kesiswaan, Anik Sundari, hendak mengatur barisan siswa menjelang dilaksanakannya upacara bendera di halaman SMK Negeri 1 Sambirejo. Saat upacara hendak dimulai masih ada beberapa siswa kelas X belum masuk barisan dan masih bergerombol.

Melihat itu, Anik berusaha mengingatkan siswa agar segera masuk barisan untuk mengikuti upacara. Rupanya mereka tak mengindahkan peringatan itu. Sehingga membuat Anik marah.

Dia lantas mendatangi siswa, spontan melepas sepatu dan memukul empat siswa sampai mengeluarkan darah. Kejadian itu sontak mengundang perhatian guru dan siswa lain saat itu tengah berada di lapangan. 
Dari kasus diatas,dapat disimpulkan bahwa perilaku yang dilakukan oleh guru tersebut adalah termasuk kedalam Ekspresi Emosi Non Verbal yaitu tindakan-tindakan emosional. Karena berdasarkan teori yaitu saat mengalami emosi,kadang orang melakukan tindakan emosional. Kasus ini juga dapat dihubungkan dengan Teori Kognitif Tentang Emosi yang dikemukakan oleh Richard Lazarus dimana dikatakan bahwa emosi yang kita rasakan merupakan penilaian atau evaluasi atas informasi yang berasal dari situasi lingkungan dan dari dalam tubuh,karena itu situasi yang sama bisa menimbulkan penilaian dan penafsiran yang berbeda dan karena itu menimbulkan emosi yang berbeda pada orang-orang yang mengalaminya. Jadi,karena saat upacara hendak dimulai masih ada beberapa siswa kelas X belum masuk barisan dan masih bergerombol itu membuat emosi guru tersebut memuncak sehingga guru itu menunjukkan emosinya dengan cara melemparkan tempat sampah ke kepala muridnya.
sumber berita : http://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/14/11/20/nfbwy7-guru-emosi-keranjang-sampah-melayang 

Sabtu, 28 Maret 2015

Tugas Softskill (Passion atau Impian)

Jika berbicara tentang impian,yang terbesit didalam pikiran saya adalah tentang cita-cita. Cita-cita adalah suatu impian dan harapan seseorang akan masa depannya. Saya pun memiliki cita-cita yang sebenarnya banyak dimiliki orang lain yaitu menjadi seorang dokter. Mungkin pada awalnya itu hanya sebagai impian masa kecil namun semenjak saya mendengar banyak berita yang menayangkan bahwa banyak sekali dokter yang melakukan mal praktik dan banyak pula masyarakat yang kurang mampu tidak mendapatkan haknya untuk berobat di tempat yang layak, hati saya merasa terenyuh. Selain itu saya pun menunjukkan minat yang besar terhadap bidang kedokteran tersebut, karena menurut saya pekerjaan sebagai dokter adalah profesi yang sangat mulia karena kita dapat membantu seseorang yang sedang kesusahan dalam hal kesehatan.

Namun perjuangan untuk menuju kesana sangatlah tidak semudah yang saya bayangkan. Setelah tamat SMA,saya mencoba mendaftarkan diri ke Fakultas Kedokteran di Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia namun gagal. Berkali-kali saya mencoba dan hasilnya pun sama yaitu nihil. Disitu saya sudah merasa pesimis dan tidak ingin mencobanya lagi. Lalu orangtua saya menyarankan saya untuk masuk ke Fakultas Psikologi. Setelah mencari-cari prospek pekerjaan dari lulusan psikologi,saya pun setuju untuk mengambil ilmu tersebut. Akhirnya saya mendaftarkan diri ke Fakultas Psikologi di PTN namun hasilnya juga tidak memuaskan. Setelah mondar-mandir mendaftar di perguruan tinggi negeri dan tidak lulus,akhirnya saya pun mendaftarkan diri di perguruan tinggi swasta.

Perguruan Tinggi Swasta yang saya pilih adalah Universitas Gunadarma. Saya mengambil jurusan Psikologi di Universitas Gunadarma,karena disana akreditasinya adalah A dan lulusannya pun juga tidak kalah saing dengan mahasiswa perguruan tinggi negeri. Dan saya pun juga ingin menunjukkan bahwa walaupun saya berkuliah di perguruan tinggi swasta,saya bisa "lebih" dibandingkan dengan mereka yang menuntut ilmu di perguruan tinggi negeri.

Mungkin setelah lulus nanti saya akan melanjutkan pendidikan saya dengan mengambil Psikologi Klinis karena saya sangat menyukai hal-hal yang "berbau" tentang kedokteran. Selain itu,saya juga bertekad untuk dapat membangun Rumah Sakit khusus warga yang kurang mampu nantinya. Karena meskipun keinginan saya untuk membantu orang dengan menjadi seorang dokter tidak dapat terwujud,namun saya bisa membantu mereka dengan hal lainnya.

Sabtu, 03 Januari 2015

Resensi Novel "Munajat Cinta"

Munajat Cinta





















Penerbit        : Diva Press

Tahun Terbit : April 2008 (Cetakan I), Mei 2008 (Cetakan II, III, IV)
Pengarang   : Taufiqurrahman al Azizy
Resensi       :
Dalam novel munajat cinta ini, Kang Taufiq yang lahir tanggal 9 Desember 1975,memberitahu kita untuk memahami kedudukan seorang hamba dihadapan Allah SWT, dan memberikan inspirasi kepada setiap muslim dalam menjalani kehidupan yang lebih baik.
Novel Munajat Cinta menuturkan dengan sangat kuat pergulatan jati diri penuh liku seorang gadis yang mencari kesejatian hidup, cinta dan imannya. Sebuah novel religius yang penuh intrik, kemelut, tegangan, getaran, kasih sayang, sekaligus air mata.
Ruwayda, seorang gadis yang diberkahi kecerdasan yang istimewa. Lahir dari keluarga kaya, yang tiba-tiba jatuh miskin lantaran ayahnya bangkrut.sehingga Ia pun harus mengubur impiannya untuk duduk di bangku kuliah. Hampir setiap hari orang tuanya terlibat pertengkaran. Ini membuat Ayda tertekan. Ia memutuskan untuk pergi meninggalkan orang tuanya yang sedang terbakar api derita.
Niat untuk mengakhiri hidupnya di tanah pekuburan Paponan sudah bulat. Namun tiba-tiba ia teringat kata-kata Pak Habiburrahman yaitu guru agamanya dulu yang begitu menyejukkan bagai embun pagi. Dari nasihat beliau, Ayda kemudian menemukan tekad untuk mencari entah apa yang tentang dirinya yang akan menyelamatkan, menyenangkan, dan membahagiakannya.
Kemudian Ayda bergegas pulang, dan memohon izin untuk pergi mecari jati dirinya. Tak lupa ia pamit juga dengan Pak Habiburrahman, dan memperoleh bekal kerudung dan sebuah buku “Fatimah az-Zahra”,serta sejumlah uang dari istri beliau.
Perjalanan dimulai, langkah demi langkah ia ditempuh tanpa mengetahui arah tujuan. Nasihat demi nasihat, pengalaman demi pengalaman direguknya. Hingga sampailah ia di Wonosobo. Dan disinilah ia bertemu dengan seorang gadis kecil yang sakit-sakitan, namun selalu tegar. Ialah Raudhotul Jannah, yang dalam sakitnya selalu menyebut asma Allah sampai tumpah air matanya. Darinya, Ayda banyak belajar tentang arti hidup, hingga akhirnya dia menemukan jati diri yang selama ini dicarinya. Sekarang Ayda tau bahwa dia bukanlah siapa-siapa. Dia telah melihat kebenaran firman Allah.

Kelebihannya : Novel ini mengajarkan kita arti kehidupan serta menawarkan ilmu yang sangat berguna bagi kita nantinya.

Kekurangannya : Tidak adanya kata pengantar dan daftar isi yang sebenarnya memudahkan pembaca untuk melihat isi novel secara sekilas.

Pesan Moral :
Kita harus memahami kedudukan kita sebagai seorang hamba dihadapan Allah SWT,sesungguhnya bukanlah harta, kedudukan yang akan menemani kita setelah tiada melainkan amal dan perbuatan salehlah yang dapat membantu kita.