Kamis, 28 April 2016

Bipolar Disorder

Anggota Kelompok :


  1. Fitri Astuti W. S (14514312)
  2. Harfi Apriliani (14514787)
  3. Lintang Tejaratri (16514098)
  4. Triaristi (1A514868)

Apa Itu Gangguan Bipolar?
Kata bipolar berasal dari dua kata, yaitu bi yang berarti dua, dan polar berarti kutub/pola. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat, bipolar adalah yang mempunyai dua kutub. Seperti sebuah magnet yang memiliki dua kutub, begitulah nama bipolar berasal. Sedangkan disorder adalah keadaan yang tidak sesuai dengan tatanan (aturan atau keadaan) yang umum, dapat disimpulkan sebuah gangguan. Dengan begitu, Bipolar Disorder adalah gangguan yang mempunyai dua kutub/pola. Orang awam sendiri sering menyebutnya ketidakstabilan mood.
Dapat dikatakan pengertian secara umumnya, Gangguan bipolar (bipolar disorder) adalah gangguan pada perasaan atau mood seseorang akibat masalah diotak, ditandai dengan perpindahan (swing) mood, pikiran, dan perubahan perilaku. Penderita mengalami perubahan mood dramatis yang membuat suasana hati berubah secara tiba-tiba antara dua kutub (bipolar) yang berlawanan, yaitu Episode manic (kesenangan) ditandai dengan kondisi mood yang sangat meningkat (hipertimik) atau irritable (mudah marah dan tersinggung) dan Episode depresi (kesedihan) ditandai dengan mood yang sangat menurun (hipotimik). Di antara kedua episode mood tersebut terdapat masa mood yang normal (eutimik).
Bipolar ini termasuk gangguan kejiwaan tetapi bukan berarti gila. Gejala ini baru dapat disebut gangguan bila telah memenuhi kriteria waktu tertentu, Bisa dipastikan disebut gangguan, bila fungsi pekerjaan atau kehidupan sosialnya terganggu. Orang yang menderitanya tidaklah kehilangan kewarasannya dan berlaku aneh. Bipolar memang memiliki episode waktu, ada kalanya saat mania, saat depresi, dan saat normal yang bergantian setiap waktunya (berepisode) dalam jangka yang tidak dapat ditentukan. Seperti untuk episode manic, dibutuhkan kondisi mood hipertimik dalam rentang waktu minimal seminggu atau bahkan kurang dari seminggu. Untuk episode depresi, dibutuhkan waktu minimal 2 minggu terus-menerus berada dalam kondisi mood hipotimik.

Jenis-Jenis Bipolar Disorder
Berikut beberapa jenis gangguan bipolar yang perlu Anda ketahui :
1.       Bipolar Disorder tipe 1

Gangguan bipolar 1 ditandai dengan manik depresif, yaitu adanya perubahan mood yang cenderung drastis. Penderita bisa mengalami ‘mania’, yaitu kesenangan dan kegembiraan yang berlebihan, over aktivitas fisik, banyak bicara, hingga penurunan kebutuhan tidur. Hal ini bisa diikuti dengan mengalami ‘depresi’, mulai dari suasana hati normal, berubah sedih yang mendalam, cepat marah, mudah tersinggung, tidak sabar, dan cepat berubah pikiran. Bipolar I juga ada kecenderungan mengalami waham. Waham yaitu keyakinan atau pikiran yang salah karena bertentangan dengan dunia nyata serta dibangun atas unsur yang tidak berdasarkan logika.
2.      Bipolar Disorder tipe 2
Penderita depresi bipolar 2 cenderung memiliki energi yang sangat rendah, kesehatan mental dan fisik yang agak terbelakang. Hal ini diikuti dengan kelelahan yang berlebihan karena hipersomnia, yaitu gangguan tidur yang ditandai oleh kebutuhan untuk tidur berlebihan atau kantuk yang tiba-tiba. Bipolar 2 tidak ada kecenderungan mengalami waham. Episode depresif dalam gangguan bipolar II mirip dengan depresi klinis, dengan perasaan depresi, kehilangan kesenangan, energi rendah dan aktivitas, perasaan bersalah atau tak berharga, dan pikiran bunuh diri. Siklus gejala gangguan bipolar ini bisa minggu, bulan, atau jarang tahun. Kebanyakan bipolar II lebih banyak mengalami episode depresi.
3.      Gangguan Bipolar Campuran/Unipolar
Tanda-tanda umum episode campuran termasuk gejala depresi dikombinasikan dengan agitasi, iritabilitas, kegelisahan, insomnia, dan pikiran yang berubah-ubah sangat cepat. Sedangkan pada bipolar 1 dan 2 sama-sama memiliki episode manik dan depresi. Namun perbedaan terletak pada maniknya. Jika dianalogikan dengan angka, pada pasien bipolar 1 maniknya 10, bipolar 2 maniknya 5, sedangkan pada unipolar nol. Seseorang yang memiliki bipolar tipe 2 yang tidak diobati bisa berubah menjadi tipe 1. Kombinasi energi tinggi dan rendah ini membuat suasana hati yang sangat berisiko tinggi bunuh diri. Keinginan untuk bunuh diri dikarenakan kelelahan, putus asa, delusion, dan hallucination.
Ada jenis bipolar lainnya yaitu:
Gangguan Cyclothymia mengacu kepada siklus hipo-mania, yaitu kegembiraan yang berlebihan dalam jangka waktu lama dengan gejala depresi yang tidak begitu kentara. Bahkan mungkin orang dengan gangguan Cyclothymia tidak terlihat depresi sama sekali. Namun pada akhirnya, penderita cyclothymia akan mengembangkan bipolar 1 atau 2 yang parah.
Gangguan Bipolar (NOS)

Bipolar NOS merupakan bipolar yang tidak teridentifikasi. Dalam arti, penderita mengalami beberapa gejala bipolar, namun bisa muncul dan hilang, atau mengalami gejala gangguan mental yang hampir sama dengan bipolar namun tidak spesifik dan tidak mudah dikenali seperti gejala bipolar lain.
Kaitan antara Bipolar Disorder dengan Kesehatan Mental
Istilah “kesehatan mental” diambil dari konsep mental hygiene . Kata “mental” diambil dari bahasa Yunani, pengertiannya sama dengan psyche dalam bahas latin yang artinya psikis, jiwa atau kejiwaan. Aspek psikis manusia pada dasarnya merupakan satu kesatuan dengan sistem biologis, sebagai sub sistem dari eksistensi manusia, maka aspek psikis selalu berinteraksi dengan keseluruhan aspek kemanusiaan. Karena itulah aspek psikis tidak dapat dipisahkan untuk melihat sisi jiwa manusia.
Seiring berkembangnya zaman, manusia dituntut untuk selalu bersifat produktif di segala bidang. Pekerjaan membuat manusia lupa waktu. Masalah dan masalah mereka geluti setiap hari dengan harapan mendapatkan hasil yang maksimal. Terkadang manusia melakukan segala cara untuk mencapai suatu tujuan tanpa mempedulikan akibat yang ditimbulkan. Mereka hanya mementingkan pemenuhan kebutuhan jasmani saja sehingga kebutuhan rohani terabaikan. Itulah yang membuat seseorang sangat rawan terserang gangguan kesehatan mental seperti stres dan depresi.
Depresi inilah yang sangat berbahaya karena orang yang menderita depresi akan sulit berfungsi secara sosial dan berisiko tinggi untuk mengakhiri hidupnya atau bunuh diri. Sering kali diagnosis psikiatri baru muncul setelah seorang individu melakukan bunuh diri. Analisis tingkah laku,suasana hati, dan pikiran individu yang melakukan bunuh diri didasarkan atas laporan dari keluarga dan temanteman inidividu tersebut serta tulisan ataucatatan-catatan individual.
Bipolar Disorder atau gangguan bipolar, adalah sejenis penyakit psikologis, yang ditandai dengan berkurangnya mood (perasaan) yang sangat ekstrim, yaitu berupa depresi dan mania. Selain itu, bipolar disorder ditandai dengan perubahan mood yang drastis. Istilah ini ( bipolar disorder) mengacu pada suasana hati penderitanya yang dapat berganti secara tiba-tiba antara dua kutub (bipolar ) yang berlawanan yaitu kebahagiaan (mania) dan kesedihan (depresi) yang ekstrim.
Penyakit bipolar, juga dikenal sebagai penyakit manic-depressive, yaitu penyakit otak yang menyebabkan perubahan-perubahan yang tidak biasa pada suasana hati, energi, tingkat-tingkat aktivitas, dan kemampuan untuk melakukan tugas-tugas harian. Gejala-gejala dari penyakit bipolar adalah keadaan suasana hati mereka yang berbeda dari naik dan turun yang normal yang setiap orang melaluinya dari waktu ke waktu.
Setiap orang pada umumnya pernah mengalami suasana hati yang baik ( mood high ) dan suasana hati yang buruk (mood low). Akan tetapi, seseorang yang menderita bipolar disorder memiliki mood swings yang ekstrim yaitu pola perasaan yang mudah berubah secara drastis. Suatu ketika, seorang pengidap bipolar disorder bisa merasa sangat antusias dan bersemangat (mania). Namun, ketika mood-nya berubah buruk, ia bisa sangat depresi, pesimis, putus asa, bahkan sampai mempunyai keinginan untuk bunuh diri.

Faktor Penyebab Bipolar Disorder
·         Genetika, Fisiologis dan Lingkungan.
Gen bawaan adalah faktor umum penyebab bipolar disorder. Seseorang yang lahir dari orang tua yang salah satunya merupakan pengidap bipolar disorder memiliki resiko mengidap penyakit yang sama sebesar 15%-30% dan bila kedua orang tuanya mengidap bipolar disorder, maka 50%-75%. anak-anaknya beresiko mengidap bipolar disorder. Kembar identik dari seorang pengidap bipolar disorder memiliki resiko tertinggi kemungkinan berkembangnya penyakit ini daripada yang bukan kembar identik.
Bipolar Disorder tidak memiliki penyebab tunggal. Tampaknya orang-orang tertentu secara genetik cenderung untuk bipolar disorder. Namun tidak semua orang dengan kerentanan mewarisi penyakit berkembang, yang menunjukkan bahwa gen bukanlah satu-satunya penyebab. Beberapa studi pencitraan otak menunjukkan perubahan fisik pada otak orang dengan bipolar disorder. Faktor eksternal lingkungan dan psikologis juga diyakini terlibat dalam pengembangan bipolar disorder. Faktor-faktor eksternal yang disebut pemicu. Pemicu dapat memulai episode baru mania atau depresi atau membuat gejala yang ada buruk. Namun, banyak episode gangguan bipolar terjadi tanpa pemicu yang jelas.
Penderita penyakit ini cenderung mengalami faktor pemicu munculnya penyakit yang melibatkan hubungan antar persel atau peristiwa-peristiwa pencapaian tujuan (reward) dalam hidup. Contoh dari hubungan perseorangan antara lain jatuh cinta, putus cinta, dan kematian sahabat. Sedangkan peristiwa pencapaian tujuan antara lain kegagalan untuk lulus sekolah dan dipecat dari pekerjaan. Selain itu, seorang penderita bipolar disorder yang gejalanya mulai muncul saat masa ramaja kemungkinan besar mempunyai riwayat masa kecil yang kurang menyenangkan seperti mengalami banyak kegelisahan atau depresi. Selain penyebab diatas, alkohol, obat-obatan, dan penyakit lain yang diderita juga dapat memicu munculnya bipolar disorder.
      Lingkungan
Di sisi lain, keadaan lingkungan di sekitarnya yang baik dapat mendukung penderita gangguan ini sehingga bisa menjalani kehidupan dengan normal. Berikut ini adalah faktor lingkungan yang dapat memicu terjadinya BD, antara lain:
Stress - peristiwa kehidupan Stres dapat memicu gangguan bipolar pada seseorang dengan kerentanan genetik. Peristiwa ini cenderung melibatkan ft drastis atau tiba-tiba-baik atau buruk-seperti akan menikah, akan pergi ke perguruan tinggi, kehilangan orang yang dicintai, dipecat.
Penyalahgunaan Zat - Meskipun penyalahgunaan zat tidak menyebabkan gangguan bipolar, itu dapat membawa pada sebuah episode dan memperburuk perjalanan penyakit. Obat-obatan seperti kokain, ekstasi, dan amphetamine dapat memicu mania, sedangkan alkohol dan obat penenang dapat memicu depresi.
Obat-obat tertentu, terutama obat-obatan antidepresan, bisa memicu mania. Obat lain yang dapat menyebabkan mania termasuk obat flu over-the-counter, penekan nafsu makan, kafein, kortikosteroid, dan obat tiroid.
Perubahan Musim - Episode mania dan depresi sering mengikuti pola musiman. Manic episode lebih sering terjadi selama musim panas, dan episode depresif lebih sering terjadi selama musim dingin, musim gugur, dan musim semi (untuk negara dengan 4 musim).
Kurang Tidur - Rugi tidur-bahkan sesedikit melewatkan beberapa jam istirahat-bisa memicu episode mania
      Fisiologis
Sistem neurokimia dan gangguan suasana hati
Salah satu faktor utama penyebab seseorang mengidap gangguan bipolar adalah terganggunya keseimbangan cairan kimia utama di dalam otak. Sebagai organ yang berfungsi menghantarkan rangsang, otak membutuhkan neurotransmitter (saraf pembawa pesan atau isyarat dari otak ke bagian tubuh lainnya) dalam menjalankan tugasnya. Norepinephrin, dopamin, dan serotonin adalah beberapa jenis neurotransmitter yang penting dalam penghantaran impuls syaraf. Pada penderita gangguan bipolar, cairan-cairan kimia tersebut berada dalam keadaan yang tidak seimbang.
Sebagai contoh, ketika seorang pengidap gangguan bipolar dengan kadar dopamin yang tinggi dalam otaknya akan merasa sangat bersemangat, agresif dan percaya diri. Keadaan inilah yang disebut fase mania. Sebaliknya dengan fase depresi yang terjadi ketika kadar cairan kimia utama otak itu menurun di bawah normal, sehingga penderita merasa tidak bersemangat, pesimis dan bahkan keinginan untuk bunuh diri yang besar.
Seseorang yang menderita gangguan bipolar menandakan adanya gangguan pada sistem motivasional yang disebut dengan behavioral activation system (BAS). BAS memfasilitasi kemampuan manusia untuk memperoleh penghargaan (pencapaian tujuan) dari lingkungannya. Hal ini dikaitkan dengan positive emotional states , karakteristik kepribadian seperti ekstrovert (bersifat terbuka), peningkatan energi dan berkurangnya kebutuhan untuk tidur. Secara biologis, BAS diyakini terkait dengan jalur saraf dalam otak yang melibatkan dopamin dan perilaku untuk memperoleh penghargaan. Peristiwa kehidupan yang melibatkan penghargan atau keinginan untuk mencapai tujuan diprediksi meningkatkan episode mania tetapi tidak ada kaitannya dengan episode depresi. Sedangkan peristiwa positif lainnya tidak terkait dengan perubahan pada episode mania.
Sistem neuroendokrin
Area limbik di otak berhubungan dengan emosi dan mempengaruhi hipotalamus yang berfungsi mengontrol kelenjar endokrin dan tingkat
hormon yang dihasilkan. Hormon yang dihasilkan hipotalamus juga mempengaruhi kelenjar pituaritas. Kelenjar ini terkait dengan gangguan depresi seperti gangguan tidur dan rangsangan selera. Berbagai temuan mendukung hal tersebut, bahwa orang yang depresi memiliki tingkat dari cortisol (hormon adrenocortical) yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh produksi yang berlebih dari pelepasan hormon rotropin oleh hipotalamus. Produksi yang berlebih dari cortisol pada orang yang depresi juga menyebabkan semakin banyaknya
kelenjar adrenal . Banyaknya cortisol tersebut juga berhubungan dengan kerusakan pada hipoccampus dan penelitian juga telah membuktikan bahwa pada orang depresi menunjukkan hipoccampal yang tidak normal. Penelitian mengenai Cushing’s Syndrome juga dilatan  dengan tingginya tingkat cortisol pada gangguan depresi.
c       Genetika
Genetika bawaan adalah faktor umum penyebab gangguan bipolar. Seseorang yang lahir dari
orang tua yang salah satunya merupakan pengidap gangguan bipolar memiliki risiko mengidap penyakit yang sama sebesar 15 % hingga 30%. Bila kedua orangtuanya mengidap gangguan bipolar, maka berpeluang mengidap gangguan bipolar sebesar 50% - 75%. Kembar identik dari seorang pengidap gangguan bipolar memiliki risiko tertinggi kemungkinan berkembangnya penyakit ini daripada yang bukan kembar identik. Penelitian mengenai pengaruh faktor genetis pada gangguan bipolar pernah dilakukan dengan melibatkan keluarga dan anak kembar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 10% - 15% keluarga dari pasien yang mengalami gangguan bipolar pernah mengalami satu episode gangguan suasana hati.
GEJALA-GEJALA BIPOLAR


a. Gejala-gejala dari mania atau episode manic:
Perubahan-Perubahan Suasana Hati
  • Periode yang panjang dari perasaan "puncak", atau suasana hati yang sangat gembira atau ramah
  • Suasana hati yang sangat teriritasi, agitasi, merasakan "jumpy (gelisah)" atau "wired".
Perubahan-Perubahan Kelakuan
  • Berbicara sangat cepat, melompat dari satu idea ke yang lainnya, mempunyai pemikiran-pemikiran yang bergegas-gegas
  • Sangat mudah dikacaukan
  • Aktivitas-aktivitas yang menuju tujuan yang meningkat, seperti menerima proyek-proyek baru
  • Menjadi gelisah
  • Tidur yang sedikit
  • Mempunyai kepercayaan yang tidak realistik pada kemampuan-kemampuan seseorang
  • Berkelakuan secara impulsif dan mengambil bagian pada banyak kelakuan-kelakuan yang menyenangkan dan berisiko tinggi, seperti membelanjakan sprees, seks yang impulsif, dan investasi-investasi bisnis yang impulsif.
b. Gejala-gejala dari episode depresi:
Perubahan-Perubahan Suasana Hati
  • Periode yang panjang dari perasaan khawatir atau kosong
  • Kehilangan minat pada aktivitas-aktivitas yang pernah dinikmati, termasuk seks.
Perubahan-Perubahan Kelakuan
  • Merasa lelah atau "slowed down"
  • Mempunyai persoalan-persoalan berkonsentrasi, mengingat, dan membuat keputusan-keputusan
  • Menjadi gelisah atau teriritasi
  • Merubah kebiasaan-kebiasaan makan, tidur, atau yang lain-lain
  • Memikirkan kematian atau bunuh diri, atau mencoba bunuh diri.
c. Gejala-gejala dari episode hipomania :
Tahap hipomania mirip dengan mania. Perbedaannya adalah penderita yang berada pada tahap ini merasa lebih tenang seakan-akan telah kembali normal serta tidak mengalami hallucination dan delusion. Hipomania sulit untuk didiagnosis karena terlihat seperti kebahagiaan biasa, tapi membawa resiko yang sama dengan mania. Gejala-gejala dari tahap hipomania bipolar disorder adalah sebagai berikut.

1. Bersemangat dan penuh energi, muncul kreativitas.
2. Bersikap optimis, selalu tampak gembira, lebih aktif, dan cepat marah.
3. Penurunan kebutuhan untuk tidur.

d. Gejala-gejala episode campuran (Mixed state episode) :
Dalam konteks bipolar disorder, mixed state adalah suatu kondisi dimana tahap mania dan depresi terjadi bersamaan. Pada saat tertentu, penderita mungkin bisa merasakan energi yang berlebihan, tidak bisa tidur, muncul ide-ide yang berlal-lalang di kepala, agresif, dan panik (mania). Akan tetapi, beberapa jam kemudian, keadaan itu berubah menjadi sebaliknya. Penderita merasa kelelahan, putus asa, dan berpikiran negatif terhadap lingkungan sekitarnya. Hal itu terjadi bergantin dan berulang-ulang dalam waktu yang relatif cepat. Mixed state bisa menjadi episode yang paling membahayakan penderita bipolar disorder. Pada episode ini, penderita paling banyak memiliki keinginan untuk bunuh diri karena kelelahan, putus asa, delusion, dan hallucination.

Gejala-gejala yang diperlihatkan jika penderita akan melakukan bunuh diri antara lain sebagai berikut.
  1. Selalu berbicara tentang kematian dan keinginan untuk mati kepada orang-orang di sekitarnya.
  2. Memiliki pandangan pribadi tentang kematian.
  3. Mengkonsumsi obat-obatan secara berlebihan dan alkohol.
  4. Terkadang lupa akan hutang atau tagihan seperti; tagihan listrik, telepon.
Pengobatan Gangguan Bipolar
Gangguan bipolar membutuhkan pengobatan jangka panjang. Oleh karena itu meski penderitanya sudah merasa sembuh, dokter biasanya tidak akan menghentikan pengobatan begitu saja hingga dirasa cukup.
Tujuan pengobatan jangka panjang bipolar adalah untuk menurunkan frekuensi terjadinya episode-episode mania dan depresi agar penderita dapat hidup secara normal dan membaur dengan orang-orang di sekitarnya. Selain langkah pencegahan kambuhnya salah satu fase bipolar, terdapat juga obat-obatan untuk menangani gejala-gejala ketika sedang kambuh.
Penderita bipolar akan dianjurkan untuk memperbaiki pola hidup, misalnya dengan cara berolahraga secara teratur, tidur yang cukup, dan mengadopsi pola makan yang lebih sehat.
Rencana pengobatan biasanya mencakup pemberian obat-obatan yang dikombinasikan dengan penanganan lain yang diperlukan, misalnya terapi psikologis.
Sebagian besar penderita gangguan bipolar dapat membaik tanpa harus menjalani rawat inap di rumah sakit. Perujukan ke rumah sakit biasanya dilakukan jika gejala makin parah dan dikhawatirkan perilaku penderita dapat membahayakan orang lain atau dirinya sendiri, seperti misalnya bunuh diri.
Obat-obatan
Ada sejumlah obat yang dapat digunakan untuk mengobati gangguan bipolar, tergantung gejala serta riwayat kesehatan masing-masing penderita, di antaranya:
  • Antikonvulsan, seperti misalnya lamotrigine dan divalproex.Obat ini sebenarnya biasa digunakan untuk mengobati epilepsi, namun efeknya telah terbukti efektif dalam menangani gangguan bipolar. Obat yang berfungsi sebagai penstabil suasana hati jangka panjang ini juga digunakan untuk mengobati episode mania. Beberapa efek samping penggunaan antikonvulsan di antaranya adalah:
    • Mengantuk
    • Pusing
    • Kenaikan berat badan
  • Lithium, yakni obat yang mampu mencegah terjadinya gejala mania dan depresi serta menstabilkan suasana hati. Selama penggunaan obat ini, tes darah untuk memeriksa kadar lithium di dalam tubuh perlu dilakukan secara rutin. Hal tersebut untuk memastikan kadar lithium masih dalam kisaran yang aman sehingga mencegah terjadinya efek samping serius berupa gangguan pada ginjal dan kelenjar tiroid. Efek samping penggunaan lithium lainnya adalah:
    • Gangguan pencernaan
    • Mulut terasa kering
    • Gelisah
    • Muntah
    • Diare
  • Antidepresan seperti fluoxetine. Pada beberapa penderita gangguan bipolar, obat pereda depresi ini dapat memicu episode mania. Oleh karena itu antidepresan kerap dipasangkan dokter dengan obat-obatan penstabil suasana hati. Salah satu efek samping penggunaan antidepresan adalah menurunnya libido atau lemah syahwat.
  • Antipsikotik, misalnya olanzapine dan ariprazol. Sama seperti obat-obatan antikonvulsan, antipsikotik diresepkan untuk mengatasi episode mania dan juga efektif untuk menstabilkan suasana hati. Beberapa efek samping penggunaan antipsikotik adalah:
    • Peningkatan detak jantung
    • Penglihatan kabur
    • Gemetar
    • Mengantuk
    • Kenaikan berat badan
    • Penurunan daya ingat
Terapi psikologis
Terapi psikologis untuk gangguan bipolar dapat menunjang obat-obatan yang telah diberikan. Melalui metode ini diharapkan kesembuhan pasien bisa tercapai secara lebih efektif.
Di dalam terapi psikologis, pasien akan dikenalkan dengan masalah kejiwaan yang sedang mereka alami. Pasien juga akan diajak mengidentifikasi hal-hal yang dapat memicu terjadinya episode suasana, baik itu dalam bentuk pemikiran maupun perilaku pasien. Setelah faktor pemicu gejala diketahui, psikiater atau ahli terapi akan membimbing pasien untuk mau mengubah pemikiran dan perilaku negatif mereka tersebut menjadi positif. Melalui metode yang dinamakan terapi perilaku kognitif ini, pasien juga akan diajari cara menanggulangi stres secara efektif, serta diberi nasihat-nasihat seputar pola makan, tidur, dan olahraga yang baik untuk kesehatan.
Tidak hanya pasien, keterlibatan keluarga dalam terapi psikologis juga bisa sangat membantu. Tujuannya adalah agar keluarga memahami kondisi yang dialami pasien sehingga bisa bekerja sama untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi di dalam rumah tangga yang mungkin saja menjadi penyebab gangguan bipolar, serta mencari jalan keluarnya.

PREVENSI BIPOLAR DISORDER
1. Psikodinamik

Psikoanalisis tradisional bertujuan membantu orang yang depresi untuk memahami perasaan mereka yang ambivalen terhadap orang-orang (objek) penting dalam hidup mereka yang telah hilang atau yang terancam akan hilang. Dengan menggali perasaan-perasaan marah terhadap objek yang hilang ini, mereka dapat mengarahkan rasa merah keluar melalui ekspresi verbal dari perasaan, bukan membiarkannya menjadi lebih buruk.
Psikoanalisis tradisional dapat menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mengungkap dan menghadapi konflik-konflik yang tidak disadari. Pendekatan psikoanalisis modern juga berfokus pada konflik-konflik tidak disadari, namun secara lebih langsung, relative singkat, dan berfokus pada hubungan yang penuh konflik di masa kini maupun masa lalu. Terapis psikodinamika yang eklektik menggunakan metode-metode behavioral dalam membantu klien mencapai keterampilan sosial yang dibutuhkan untuk mengembangkan suatu jaringan sosial yang lebih luas.
Psikoterapi interpersonal (interpersonal psychoteraphy/IPT) adalah suatu bentuk singkat dari terapi yang berfokus pada hubungan interpersonal klien disaat itu, biasanya tidak lebih dari 9 hingga 12 bulan. Perintis IPT percaya bahwa depresi terjadi dalam suatu konteks interpersonal dan bahwa isu hubungan perlu untuk ditekankan dalam penanganan. IPT membantu untuk menghadapi reaksi kesedihan yang tidak terselesaikan atau yang menganggu setelah kematian orang yang dicintai dan juga konflik-konflik peran dalam hubungan. Terapis membantu klien untuk mengekspresikan kesedihannya dan menghadapi rasa kehilangannya sambil membimbing mereka dalam mengembangkan aktivitas-aktivitas dan hubungan-hubungan baru untuk membantu memperbaharui kehidupan mereka.


2. Behavioral
Pendekatan penanganan behavioral beranggapan bahwa perilaku depresi dipelajari dan dapat dihilangkan. Terapis behavioral bertujuan untuk secara langsung memodifikasi perilaku dan bukan untuk menumbuhkan kesadaran terhadap kemungkinan penyebab yang tidak disadari dari perilaku-perilaku ini.

Salah satu program behavioral yang ilustratif telah dikembangkan oleh Lewisohn dan kolega-koleganya, program ini terdiri dari sebuah program terapi kelompok. Hal ini membantu klien untuk memperoleh keterampilan relaksasi, meningkatkan aktivitas yang menyenangkan dan membangun keterampilan sosial yang memungkinkan mereka untuk mendapatkan reinforcement sosial. Terapi ini terdiri dari satu orang terapis yang dianggap sebagai seorang guru, dan kliennya sebagai siswa. Dalam terapi kelompok, orang belajar mereka tidak sendirian dengan penyakit, mereka menerima dukungan emosional penting, belajar keterampilan untuk mengatasi obat, masalah interpersonal dan terkait dengan pekerjaan, dan belajar cara untuk mengatasi dengan stigma dari orang lain. Memaksimalkan fungsi pekerjaan atau sosial merupakan aspek inti dari intervensi pemulihan dan berbasis keterampilan - misalnya, sekolah dan pekerjaan pelatihan dapat membantu dengan ini.


3. Kognitif
 Cognitive teraphy atau terapi kognitif, berfokus pada membantu orang dengan depresi belajar untuk untuk menyadari dan mengubah pola berpikir mereka yang disfungsional. Terapi ini biasanya brejalan selama 14 hingga 16 sesi mingguan. Terapi ini menggunakan kombinasi antara behavioral dan kognitif untuk membantu klien mengidentifikasi dan mengubah pikiran-pikiran yang disfungsional serta mengembangkan perilaku yang lebih adaptif.



4. Terapi Keluarga
Terapi keluarga pyschoeducational dapat membantu dalam situasi ini dengan berfokus pada peningkatan komunikasi di antara anggota keluarga, membantu orang dengan penyakit bipolar memahami manfaat minum obat mereka secara konsisten dan belajar strategi untuk mencegah kambuh. Dalam hal ini jenis pengobatan, anggota keluarga bisa merasa didukung dan individu dengan penyakit dapat belajar cara-cara baru untuk mempertahankan pemulihan. perawatan psychoeducational membantu orang dan anggota keluarganya untuk lebih memahami penyakit bipolar sehingga pemulihan dapat dicapai lebih cepat. Dalam jenis pendekatan, individu dengan penyakit dan anggota keluarga mereka dapat berharap untuk mendiskusikan topik-topik seperti menerima penyakit, mengidentifikasi tanda-tanda peringatan awal akan terjadi kesulitan, belajar untuk mengatasi perubahan mood, obat pemahaman dan tempat untuk menemukan diri membantu kelompok-kelompok dan mengakses pekerjaan atau pelatihan sumber daya. 



5. Biologis

Penggunaan obat untuk bipolar, yaitu obat litium karbonat, berbentuk bubuk dari litum berelemen metalik. Litium efektif dalam menstabilkan mood orang yang menderita bipolar dan dalam mengurangi episode-episode kambuh dari manic dan depresi (Baldessarini & Tondo, 2000; Grof & Alda, 2000). Namun litium umumnya lebih efektif dalam menangani simptom-simptom manic dari pada depresi. Orang dengan gangguan bipolar kemungkinan perlu menggunakan litium secra terus-menerus untuk mengontrol perubahanmood-nya. Dalam pemakaian litium harus dimonitor, karena adanya efek beracun yang potensial dan efek samping lainnya. Obat ini dapat menambah berat badan, kelesuan, pusing dan penurunsn umum dari fungsi motorik, dalam jangka panjang obat ini dapat mengakibatkan masalah liver.
Penstabil mood biasanya diresepkan untuk orang dengan perasaan "tinggi", banyak bicara, lekas marah, pidato dipercepat dan gejala manik lainnya serta depresi yang mengganggu fungsi seseorang. Obat-obat ini biasanya mengurangi intensitas perubahan suasana hati dan biasanya mengembalikan orang tersebut ke tingkat yang lebih normal berfungsi. Lithium, Depakote dan carbamazepine adalah obat-obat umum dalam grup ini. Mereka juga sangat penting untuk membantu orang mencegah gejala-gejala dari datang kembali setelah mereka dikendalikan. 
Antidepresan yang diresepkan untuk orang dengan gejala depresi. Ini mungkin termasuk perasaan sedih dan depresi serta melambat, perilaku lamban. Obat-obat ini membantu tubuh mendapatkan kembali energi sehingga orang tersebut memiliki lebih tertarik pada kehidupan sehari-hari. Penting untuk dicatat bahwa antidepresan dapat memperburuk gejala manik dan harus digunakan hati-hati setelah berkonsultasi dengan dokter Anda. 
Obat antipsikotik kadang-kadang digunakan untuk orang dengan gangguan bipolar yang mungkin memiliki halusinasi atau delusi. Halusinasi adalah pengalaman persepsi yang tidak benar-benar terjadi, seperti mendengar suara-suara mengatakan satu untuk menyakiti diri sendiri. Delusi adalah tetap keyakinan palsu tentang diri, seperti "Setiap orang keluar untuk mendapatkan saya." Obat antipsikotik dapat sangat membantu dalam kasus ini dan atau dokter Anda kekasih Anda akan memiliki beberapa untuk memilih dari, termasuk obat-obatan baru seperti olanzapine, quietiapine, risperidol dan ziprasidone.
Berikut adalah video yang menceritakan kisah salah satu penderita beberapa gangguan psikologis salah satunya adalah bipolar disorder (sumber : https://www.youtube.com/watch?v=EMuH2gWx2Ho )


Sumber referensi
Carson, C, Robert; Butcher, N, James. 1992. Abnormal Psychology and Modern Life. 9th. Edition. Harper Collins Publishers, Inc. New York 100 22
Nevid, S, Jeffrey; Rathus, A, Spencer. 2003. Abnormal Psychology in a Changing World. 5th. Edition. Upper Saddle River. New Jersey 07458
Davison, C, Gerald; Neale, M, Jhon; Kring, M, Ann. Abnormal Psychology. 9th. Edition. New York.
Psychopathology Development.
http://www.alodokter.com/gangguan-bipolar/pengobatan
https://id.wikipedia.org/wiki/Gangguan_bipolar
http://gosehat.com/jenis-gangguan-bipolar
http://dokita.co/blog/mengenal-bipolar-disorder/
https://psikologiabnormal.wikispaces.com/Bipolar+Disorder

Rabu, 13 April 2016

Kesehatan Mental dan Kepribadian Menurut Erich Fromm






KEPRIBADIAN SEHAT MENURUT  ERICH FROMM
Fromm memberikan suatu gambaran jelas tentang kepribadian yang sehat. Orang yang demikian mencintai seutuhnya, kreatif, memiliki kemampuan-kemampuan pikiran yang sangat berkembang, mengamati dunia dan diri secara obejektif, memiliki suatu perasaan identitas yang kuat, berhubungan dengan dan berakar di dunia, subjek atau pelaku dari diri dan takdir, dan bebas dari ikatan-ikatan sumbang.
Fromm menyebutkan kepribadian yang sehat: orientasi produktif  , yakni suatu konsep yang serupa dengan kepribadian yang matang dari Allport, dan orang yang mengaktualisasikan diri dari Maslow. Konsep itu menggambarkan penggunaan yang sangat penuh atau realisasi dari potensi manusia. Dengan menggunakan kata “orientasi” , Fromm menunjukan kata itu merupakan suatu sikap umum atau segi pandangan yang meliputi semua segi kehidupan, respons-respons intelektual, emosional, dan sensoris terhadap orang-orang, benda-benda, dan peristiwa-peristiwa di dunia dan juga terhadap diri sendiri.
Empat segi tambahan dalam kepribadian yang sehat dapat membantu menjelaskan apa yang dimaksudkan Fromm dengan orientasi produktif. Keempat segi tambahan itu adalah cinta yang produktif, pikiran yang produktif, kebahagian dan suara hati.
Cinta yang produktif adalah suatu hubungan manusia yang bebas dan sederajat dimana rekan-rekan dapat mempertahankan individualitas mereka. Tercapainya cinta yang produktif merupakan salah satu dalam prestasi-prestasi kehidupan yang lebih sulit. Kita tidak “jatuh” dalam cinta; kita harus berusaha sekuat tenaga karena cinta yang produktif menyangkut empat sifat yang menantang – perhatian, tanggung jawab, respek, dan pengetahuan.
Pikiran yang produktif  meliputi kecerdasan, pertimbangan, dan objektivitas. Pemikir yang produktif didorong oleh perhatian yang kuat terhadap objek pikiran. Pemikir yang produktif dipengaruhi olehnya dan memperhatikannya.
Kebahagian adalah suatu bagian integral dan hasil kehidupan yang berkenaan dengan orientasi produktif; kebahagian itu menyertai seluruh kegiatan produktif. Fromm menuliskan bahwa suatu perasaan kebahagian merupakan bukti bagaimana berhasilnya seseorang “dalam seni kehidupan”. Kebahagian merupakan prestasi kehidupan yang paling luhur.
Suara hati memiliki dua tipe, yakni suara hati otoriter dan suara hati humanisti. Suara hati otoriter adalah penguasa yang berasal dari luar yang di internalisasikan, yang memimpin tingkah laku orang itu. Sedangkan suara hati humanistis ialah suara dari dalam diri dan bukan juga dari suatu perantara dari luar diri. Pendoman kepribadian sehat untuk tingkah laku bersifat internak dan individual. Orang bertingkah laku sesuai dengan apa yang cocok untuk berfungsi sepenuhnya dan menyikapi seluruh kepribadian, tingkah laku-tingkah laku yang menghasilkan seluruh persetujuan dan kebahagian dari dalam. Kesehatan jiwa dalam pandangan Fromm di tetapkan oleh masyarakat, karena kodrat struktur sosial membantu atau menghalangi kesehatan psikologis. Apabila masyarakat-masyarakat yang sakit, maka satu-satunya cara untuk mencapai orientasi produktif ialah dengan hidup dalam suatu masyarakat yang waras dan sehat, yaitu masyarakat yang memajukan produktivitas.
Ciri-ciri Kepribadian Sehat
Menurut Fromm, orang yang berkepribadian sehat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  1. Mampu mengembangkan hidupnya sebagai makhluk sosial di dalam masyarakat.
  2. Mampu mencintai dan dicintai.
  3. Mampu mempercayai dan dipercayai tanpa memanipulasi kepercayaan itu,
  4. Mampu hidup bersolidaritas dengan orang lain tanpa syarat.
  5. Mampu menjaga jarak antar dirinya dengan masyarakat tanpa merusaknya.
  6. Memiliki watak sosial yang produktif.
PERKEMBANGAN KESEHATAN MENTAL
Erich fromm, seorang ahli psikologi, filsafat dan sosiologi, dilahirkan pada 23 maret 1900 difranfurt Main jerman. Ayahnya seorang pengusaha berkebangsaan yahudi, ibunya mengurus rumah tangga yang berkebangsaan sama dengan ayahnya, fromm adalah anak tunggal sejak kecil ia tertarik dengan cerita-cerita penyelamatan seperti adam dan hawa, Abraham dan sebagainya
Erick Fromm berpendapat bahwa kepribadian adalah produk kebudayaan. Kesehatan jiwa adalah bagaimana masyarakat menyesuaikan diri dengan kebutuhan-kebutuhan dasar semua individu, bukan sebaliknya.faktor kuncinya adalah bagaimana masyarakat memuaskan kebutuha-kebutuhan manusia.
Dikatakan oleh fromm, bukan menurut kodratnya manusia muncul sebagai akibat evolusi dari binatang.yang hakiki dalam eksistensi manusia adalah kenyataan bahwa ia muncul dari kerajaan binatang, dari adaptasi naluri,bahwa ia telah mengatasi alam, meskipun ia tidak pernah meninggalkannya.akan tetapi, ada perbedaan antara manusia dan binatang. Ini terletak pada kemampuan manusia akan kesadaran diri,pikiran,dan daya khayalnya.
KONSEP KEPRIBADIAN
Dalam formulasi proses perkembangan individu, fromm memusatkan pada kondisi social dan cultural unik yang mempengaruhi proses perkembangan karakter dan pemuasan kebutuhan dasar serta eksistensi manusia.ini berbeda dari freud yang menekankan factor biologi. Fromm tertarik pada aspek cultural.fromm menyebut kepribadian yang sehat adalah yang berorientasi produktif dan yang tidak sehat adalah yang berorientasi non produktif.
• Orientasi Produktif
Tipe karakter yang mengutamakan kehidupan (Biophilous Character Type). Dalam pandanga fromm, orang tipe ini mencintai kehidupan dan ingin membentuk atau mempengaruhi orang lain dengan cinta,dengan akal dan contoh.Fromm percaya bahwa tipe ini hanya dapat menggunakan kekuatan atau kekuasaan jika mereka bebas dan independen dari control orang lain.tipe ini mampu menciptakan cinta yang dewasa. Berikut ini adalah aspek-aspek kepribadian yang sehat dengan orientasi produktif menurut fromm.
Cinta yang produktif,merupakan suatu hubungan manusia yang bebas dan sederajat dimana patner-patner dapat mempertahankan individualitas mereka. Diri tidak berkurang dalam cinta produktif, melainkan diperluas, dibiarkan terbuka sepenuhnya. Suatu perasaan relasional tercapai tetapi identitas dan kemerdekaan seseorang terpelihara.cinta yang produktif menyangkut empat sifat yaitu: perhatian,tanggung jawab, respek dan pengetahuan. Mencintai berarti bersungguh-sungguh memperhatikan kesejahteraan mereka, serta membantu pertumbuhan dan perkembangan mereka. Cinta yang produktif merupakan suatu kegiatan bukan suatu nafsu.cinta produktif ini tidak terbatas pada cinta erotis, tetapi mungkin cinta persaudaraan atau cinta keibuan.
Pikiran yang produktif, meliputi kecerdasan, pertimbangan dan objektifitas. Pemikir yang produktif didorong oleh perhatian yang kuat terhadap objek pikiran. Pikiran yang produktif berfokus pada seluruh gejala dengan mempelajarinya, bukan pada kepingan-kepingan dan potongan-potongan gejala yang terpisah. Menurut fromm semua penemuan dan wawasan yang hebat melibatkan pikiran objektif dimana para pemikir didorong oleh ketelitian, respek dan perhatian untuk menilai secara objektif seluruh permasalahan yang ada.
Kebahagiaan,merupakan suatu bagian integral dan hasil kehidupan yang berkenaan dengan orientasi produktif.kebahagiaan bukan semata-mata suatu perasaan atau keadaan yang menyenangkan, melainkan juga suatu kondisi yang meningkatkat seluruh organism menghasilkan perubahan gaya hidup, kesehatan fisik, dan pemenuhan potensi seseorang.
Suara Hati, merupakan sendi yang penting dalam menggerakkan manusia menurut orientasi produktif. Fromm membedakan suara hati dalam dua tipe, yaitu suara hati otoriter dan suara hati humanistis.

• Orientasi non-Produktif
Fromm meembagi orientasi non produktif ke dalam lima tipe karakter manusia, yaitu:
Tipe Karakter Menerima(Receptive Character Type).dalam pandangan fromm,tipe karakter menerima adalah orang yang percaya sumber segala kepuasan terletak diluar diri mereka sendiri.Kebayakan karakter demikian periang dan bersahabat. Ketika menghadap situasi sulit, mereka menjadi putus asa dan bergantung pada orang lain dan tidak pada sumber intelektual mereka sendiri untuk memecahkan masalahnya.
Tipe Karakter Eksploitatif(Exploitative Character type).Orang yang bertipe eksploitatif adalah mereka yang percaya bahwa semua kepuasan terletak pada diri mereka sendiri.mereka tidak menunggu secara pasif, melainkan aktif dalam meraih apa yang mereka inginkan dari oaring lain dengan memaksa auat kelicikan. Fromm percaya bahwa individu dengan tipe eksploitatif melakukan relasi yang tidak produktif terhadap sesame. Akibatnya, mereka mengeksploitasi orang lain untuk mencapai tujuannya.
Tipe karakter Penimbun(Hoarding Character Type). Tipe karakter ini memiliki kepercayaan kecil akan kebaikan di dunia luar. Sebagai konsekuensinya, mereka berhubungan dengan dunia luar dengan cara yang negative, umumnya dengan menarik diri (withdrawal) dari orang lain.
Tipe Karakter Nekrophilia (Necrophilious Character Type). Necrophilia merupakan satu karakter turunan dari karakter anal yang berbahaya, kalauHoarding character memperlihatkan perilaku dekstruktif yang pasif dan dalam bentuk menarik diri, necrophilia memperlihatkan perilaku dekstruktif dengan mengeksploitasi dan merusak orang lain atau benda- benda, serta alam lingkungan. Mereka adalah tipe orang yang tertarik dan berpenampilan pada segala bentuk kematian. Mereka senang berbicara soal penyiksaan, kematian dan penguburan. Lebih jauh mereka sangat terikat dengan kekuatan dan kekuasaan.
Tipe Karakter Pasar (Marketing Character Type). Fromm mengatakan bahwa orientasi ini hanya berkembang pada masyarakat industry. Dalam masyarakat demikian, orang belajar untuk memperlakukan diri mereka sendiri dan orang lain seperti komoditi dengan satu nilai tukar tertentu dalam satu interaksi parallel dalam ekonomi ilus

Dinamika Kepribadian Menurut Erich Fromm
Manusia tidak dapat menyatu dengan alam, mereka terisolasi dan kesepian. Agar dapat bertahan hidup manusia harus menyatu dengan yang lain. Keinginan akan perpaduan antarpribadi adalah perjuangan yang paling kuat dalam diri manusia. Ini merupakan kekuatan yang membuat bangsa manusia tetap tinggal bersama sebagai kelompok, family dan masyarakat. Sumbangan Fromm dalam menggali kebutuhan naluriah yang mendasar dalam perspektif psikoanalisis adalah sebagai berikut :
• Kebutuhan Relasional (Need For Relatedness).
Manusia yang menyadari hilangnya ikatan utama dengan alam dan ikatan satu sama lain menjadikan manusia menemukan keserasian baru yang lebih manusiawi sebagai ganti pramanusiawi yang sudah hilang dan tidak bisa diperoleh kembali. Sebagai akibatnya, manusia harus mencari ikatan-ikatan baru dengan orang lain dan menemukan suatu perasaan hubungan dengan mereka untuk menggantikan ikatan-ikatan yang hilang dengan alam. Menurut Fromm, pemuasan kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain sangat penting untuk kesehatan psikologis.
• Kebutuhan akan Identitas (Need for Identity).
Manusia sebagai individu yang unik membutuhkan perasaan identitas. Masing –masing individu memiliki tingkat kesadaran diri dan pengetahuan tentang kemampuannya. Cara yang sehat untuk memuaskan kebutuhan identitas yaitu dengan individualitas, suatu proses di mana seseorang mencapai perasaan tertentu tentang identitas diri. Orang yang perasaan individualitasnya berkembang dengan baik akan dapat mengontrol kehidupannya sendiri.
• Kebutuhan akan Transendensi (Need for Trancendence).
Kebutuhan transendensi merupakan salah satu kebutuhan manusia untuk mengatasi peranan pasif sebagai ciptaan. Cara sehat untuk mengatasi keadaan binatang yang pasif salah satunya ialah mencipta. Jadi, manusia bertindak aktif dan kreatif untuk menguasasai alam.
• Kebutuhan Berakar (Need for Rootedness).
Menurut Fromm, akar-akar baru harus dibangun untuk menggantikan ikatan-ikatan sebelumnya dengan alam. Kebutuhan tersebut dapat dicapai secara positif atau negatif. Cara yang yang positif adalah dengan membangun perasaaan persaudaraan dengan sesama umat manusia, yaitu dalam masyarakat.
• Kebutuhan akan Kerangka Orientasi (frame of Orientation and Devotion).
Pencarian perasaan diri yang unik adalah suatu pencarian atau konteks di mana seseorang menginterpretasikan semua gejala dunia. Dasar ideal krangka orientasi adalah pikiran, yaitu sarana yang digunakan seseorang untuk mengembangkan gambaran realistis dan objektif tentang dunia.

Mekanisme Melarikan Diri dari Kebebasan
Menurut Fromm, normalitas adalah keadaan optimal dari pertumbuhan (kemandirian) dan kebahagiaan (kebersamaan) dari individu.
Pada dasarnya asa dua cara untuk memperoleh makna dan kebersamaan dalam diantaranya:
1). Mencapai kebebasan positif yakni berusaha menyatu dengan orang lain, tanpa mengorbankan kebebasan dan integritas pribadi. Oleh Fromm disebut pendekatan humanistic, yang membuat orang tidak merasa kesepian dan tertekan, karena semua menjadi saudara dari yang lain.
2). Memperoleh rasa aman dengan meninggalkan kebebasan dan menyerahkan bulat-bulat individualitas dan intergritas diri kepada sesuatu (bisa orang atau lembaga) yang dapat memberi rasa aman.
Cara memperoleh rasa aman dengan berlindung di bawah kekuatan lain tersebut Fromm mekanisme pelarian.
Ada tiga mekanisme pelarian yang terpenting, yakni otoritarianisme, destruktif, dan konfomitas.
a. Otoritarianisme (authorianism)
Kecenderungan untuk menyerahkan kemandirian diri dan mengabungkannya dengan seseorang atau sesuatu diluar dirinya, untuk memperoleh kekuatan yang dirasakan tidak dimilikinya.
b. Perusakan (destructiveness)
Destruktif berakar pada perasaan kesepian, isolasi, dan tak berdaya. Destruktif mencari kekuatan tidak melalui membangun hubungan dengan pihak luar, tetapi melalui usah membalas/merusak kekuatan orang lain, dan individu.
c. Penyesuaian (conformity)
Bentuk pelarian dari perasaan kesepian dari isolasi berupa penyerahan individualitas dan menjadi apa saja yang di inginkan kekuatan dari luar.

Kesehatan Mental dan Kepribadian Menurut Abraham Maslow



  

KEPRIBADIAN SEHAT MENURUT ABRAHAM MASLOW
Hirarki Kebutuhan Manusia
Maslow telah membentuk sebuah hirarki dari lima tingkat kebutuhan dasar. Di luar kebutuhan tersebut, kebutuhan tingkat yang lebih tinggi ada. Ini termasuk kebutuhan untuk memahami, apresiasi estetik dan spiritual kebutuhan murni. Dalam tingkat dari lima kebutuhan dasar, orang tidak merasa perlu kedua hingga tuntutan pertama telah puas, maupun ketiga sampai kedua telah puas, dan sebagainya. Hierarkinya adalah sebagai berikut:
Teori Kebutuhan Maslow
  1.  Kebutuhan Fisiologis
Ini adalah kebutuhan biologis. Mereka terdiri dari kebutuhan oksigen, makanan, air, dan suhu tubuh relatif konstan. Mereka adalah kebutuhan kuat karena jika seseorang tidak diberi semua kebutuhan, fisiologis yang akan datang pertama dalam pencarian seseorang untuk kepuasan.
  1.  Kebutuhan Keamanan
Ketika semua kebutuhan fisiologis puas dan tidak mengendalikan pikiran lagi dan perilaku, kebutuhan keamanan dapat menjadi aktif. Orang dewasa memiliki sedikit kesadaran keamanan mereka kebutuhan kecuali pada saat darurat atau periode disorganisasi dalam struktur sosial (seperti kerusuhan luas). Anak-anak sering menampilkan tanda-tanda rasa tidak aman dan perlu aman.
  1.  Kebutuhan Cinta, sayang dan kepemilikan
Ketika kebutuhan untuk keselamatan dan kesejahteraan fisiologis puas, kelas berikutnya kebutuhan untuk cinta, sayang dan kepemilikan dapat muncul. Maslow menyatakan bahwa orang mencari untuk mengatasi perasaan kesepian dan keterasingan. Ini melibatkan kedua dan menerima cinta, kasih sayang dan memberikan rasa memiliki.
  1.  Kebutuhan Esteem
Ketika tiga kelas pertama kebutuhan dipenuhi, kebutuhan untuk harga bisa menjadi dominan. Ini melibatkan kebutuhan baik harga diri dan untuk seseorang mendapat penghargaan dari orang lain. Manusia memiliki kebutuhan untuk tegas, berdasarkan, tingkat tinggi stabil diri, dan rasa hormat dari orang lain. Ketika kebutuhan ini terpenuhi, orang merasa percaya diri dan berharga sebagai orang di dunia. Ketika kebutuhan frustrasi, orang merasa rendah, lemah, tak berdaya dan tidak berharga.
  1.  Kebutuhan Aktualisasi Diri
Ketika semua kebutuhan di atas terpenuhi, maka dan hanya maka adalah kebutuhan untuk aktualisasi diri diaktifkan. Maslow menggambarkan aktualisasi diri sebagai orang perlu untuk menjadi dan melakukan apa yang orang itu “lahir untuk dilakukan.” “Seorang musisi harus bermusik, seniman harus melukis, dan penyair harus menulis.” Kebutuhan ini membuat diri mereka merasa dalam tanda-tanda kegelisahan. Orang itu merasa di tepi, tegang, kurang sesuatu, singkatnya, gelisah. Jika seseorang lapar, tidak aman, tidak dicintai atau diterima, atau kurang harga diri, sangat mudah untuk mengetahui apa orang itu gelisah tentang. Hal ini tidak selalu jelas apa yang seseorang ingin ketika ada kebutuhan untuk aktualisasi diri.
Kepribadian Sehat Menurut Maslow
Abraham Maslow mengatakan bahwa kepribadian yang sehat adalah Individu yang dapat mengaktualisasikan dirinya. Individu yang sehat adalah individu yang dapat mengaktualisasikan diri dengan baik dan imbang, yang artinya mengaktualisasikan diri secara optimal. Mereka dapat kebutuhan untuk memenuhi potensi-potensi yang mereka miliki dan mengetahui dan memahami dunia sekitar mereka. Syarat untuk dapat mengaktualisasikan diri sepenuhnya adalah memenuhi hierarki kebutuhan yang diatas.
Meta Needs
Meta needs (meta kebutuhan) merupakan keadaan-keadaan pertumbuhan kearah mana pengaktualisasi-pengaktualisasi-diri bergerak. Maslow juga menyebut kebutuhan tersebut B-values, dan B-values adalah tujuan dalam dirinya sendiri dan bukan alat untuk mencapai tujuan lain, keadaan-keadaan ada dan bukan berjuang kearah objek tujuan yang sifatnya khusus. Apabila keadaan-keadaan ini ada sebagai kebutuhan-kebutuhan dan untuk memuaskan atau mencapai keadaan tersebut gagal, maka akan menyakitkan, sama seperti kegagalan untuk memuaskan beberapa kebutuhan yang lebih rendah.
Deficiency Needs
Sedangkan Deficiency needs, suatu kekurangan kebutuhan dimana individu tak dapat memenuhi kebutuhannya, kebutuhan yang timbul karena kekurangan. Untuk memenuhi kebutuhan ini diperlukan bantuan orang lain. Deficiency need ini meliputi: kebutuhan jasmaniah, keamanan, memiliki dan mencintai serta harga diri. Dan sifat-sifat dari deficiency needs adalah ketiadaannya menimbulkan penyakit, keberadaannya mencegah timbulnya penyakit, pemulihannya menyembuhkan penyakit, dalam situasi tertentu yang sangat kompleks dan di mana orang bebas memilih, orang  yang  kekurangan kebutuhan akan mengutamakan pemuasan kebutuhan ini dibandingkan jenis kepuasan yang lain. Serta kebutuhan ini tidak aktif, lemah, atau secara fungsional tidak terdapat pada orang yang sehat.
Ciri-ciri Actualized People
  1. Mempunyai persepsi akan kenyataan yang lebih efisien
  2. Menerima dirinya sendiri, orang lain dan alam.
  3. Memiliki spontanitas, kesederhanaan dan kealamian
  4. Dalam kehidupannya mereka melakukan pendekatan yang berfokus pada masalah.
  5. Mempunyai kebutuhan akan privasi.
  6. Memiliki kemandirian.
  7. Melakukan penghargaan dengan cara yang selalu baru.
  8. Mengalami pengalaman-pegalaman puncak.
  9. Memiliki keterikatan sosial.
  10. Memiliki hubungan interpersonal yang kuat.
  11. Memiliki sikap yang demokratis
  12. Mempunyai kemampuan untuk membedakan antara cara dan tujuan.
  13. Memiliki rasa humor yang filosofis.
  14. Mempunyai kreativitas
  15. Tidak memilik enkulturasi yang diharuskan oleh kultur.


Perkembangan Kesehatan Mental
Humanistik mulai muncul sebagai sebuah gerakan besar psikologi dalam tahun 1950-an. Aliran Humanistik merupakan konstribusi dari psikolog-psikolog terkenal seperti Gordon Allport, Abraham Maslow dan Carl Rogers

Menurut aliran humanistik kepribadian yang sehat, individu dituntut untuk mengembangkan potensi yang terdapat didalam dirinya sendiri. Bukan saja mengandalakan pengalaman-pengalaman yang terbentuk pada masa lalu dan memberikan diri untuk belajar mengenai suatu pola mengenai yang baik dan benar sehingga menghasilkan respon individu yang bersifat pasif.

Ciri dari kepribadian sehat adalah mengatualisasikan diri, bukan respon pasif buatan atau individu yang terimajinasikan oleh pengalaman-pengalaman masa lalu. Aktualisasi diri adalah mampu mengedepankan keunikan dalam pribadi setiap individu, karena setiap individu memiliki hati nurani dan kognisi untuk menimbang-nimbang segala sesuatu yang menjadi kebutuhannya. Humanistik menegaskan adanya keseluruhan kapasitas martabat dan nilai kemanusiaan untuk menyatakan diri. Bagi ahli-ahli psikologi humanistik, manusia jauh lebih banyak memiliki potensi. Manusia harus dapat mengatasi masa lampau, kodrat biologis, dan ciri-ciri lingkungan. Manusia juga harus berkembang dan tumbuh melampaui kekuatan-kekuatan negatif yang secara potensial menghambat.

Gambaran ahli psikologi humanistik tentang kodrat manusia adalah optimis dan penuh harapan. Mereka percaya terhadap kapasitas manusia untuk memperluas, memperkaya, mengembangkan, dan memenuhi dirinya, untuk menjadi semuanya menurut kemampuan yang ada. Aliran Humanistik juga memfokuskan diri pada kemampuan manusia untuk berfikir secara sadar dan rasional dalam mengendalikan hasrat biologisnya guna meraih potensi maksimal. Manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka.

Asumsi dasar aliran ini yang membedakan dengan aliran lain adalah perhatian pada makna kehidupan bahwa manusia bukanlah sekedar pelakon tetapi pencari makna kehidupan. Aliran ini menganggap setiap orang memiliki kemampuan untuk lebih baik, memiliki pandangan yang optimistic dan berharap lebih baik.

Individu memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan hidup, dan menangani masalah – masalah psikisnya asalkan konselor menciptakan kondisi yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk aktualisasi diri.

Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain. Kebutuhan ini disebut need for positive regard, yang terbagi lagi menjadi 2: yaitu conditional positive regard (bersyarat) dan unconditional positive regard (tak bersyarat).

Aliran ini punya pandangan yang segar tentang manusia. Melihat potensi individu untuk tumbuh dan berkeinginan menjadi yang lebih baik. Aliran ini optimistik dan penuh harapan, percaya pada kapasitas individu untuk memperluas, memperkaya, mengembangkan dan memenuhi diri seseorang untuk menjadi sesuai yang diinginkannya menurut kemampuannya
Konsep Kepribadian
stilah psikologi humanistik diperkenalkann oleh sekelompok ahli psikologi yang pada awal tahun 1960-an bekerja sama dibawah kepemimpinan Maslow dalam mencari alternatif dari dua aliran psikologi sebelumnya yaitu Behaviorisme dan Psikoanalisa. Psikologi humanistik sendiri bukan suatu organisasi tunggal dari teori atau sistem, tetapi lebih tepat jika disebut sebagai gerakan. Maslow sendiri, menyebut Psikologi humanistik sebagai “kekuatan ketiga” (a third force)
Meskipun tokoh-tokoh gerakan ini memiliki pandangan yang berbeda-beda, tetapi mereka mempunyai akar yang sama mengenai konsep tentang manusia yaitu filsafat eksistensialisme. Eksistensialisme adalah aliran filsafat yang mempermasalahkan manusia sebagai individu yang unik dengan keberadaannya di dunia (Being in the world). Eksistensialisme menolak paham yang menempatkan manusia semata-mata sebagai hasil bawaan atau lingkungan, sebaliknya paham ini menekankan pada kebebasan individu untuk memilih dan menentukan nasibnya sendiri, dan bertanggung jawab atas apa yang dipilihnya. Seperti ungkapan Sartre : “Aku adalah pilihanku”.
Karena inilah eksistensialisme menarik bagi para ahli psikologi humanistik. Para ahli psikologi humanistik menekankan bahwa manusia adalah agen yang sadar, bebas memilih dan bertanggung jawab. Psikologi humanistik mengambil model dasar eksistensialisme.
Berbicara tentang psikologi humanistic tidak dapat dilepaskan dengan tokoh fenomenalnya yaitu Abraham Maslow. Secara singkat Maslow berpendapat bahwa kebutuhan manusia sebagai pendorong (motivator) membentuk suatu hierarki atau jenjang peringkat. Pada awalnya Maslow mengajukan hierarki lima tingkat, namun di kemudian hari dia menambahkan dua kebutuhan lagi yaitu kebutuhan untuk mengetahui dan memahami serta kebutuhan estetika. Namun belum jelas bagaimana kedudukan kedua kebutuhan ini dalam hierarki awal tersebut. Menurut Maslow jika tidak ada satupun kebutuhan hierarki tersebut terpuaskan, perrilaku akan didominasi oleh kebutuhan fisiologis. Akan tetapi, jika kebutuhan fisiologis telah terpuaskan semua, kebutuhan tersebut tidak lagi dapat mendorong atau memotivasi, kebutuhan tingkat berikutnyalah yang yang bertugas memotivasi dan begitulah seterusnya.
Menurut Maslow, selama hidupnya manusia selalu menginginkan sesuatu. Manusia adalah binatang yang berhasrat (desire) dan jarang mencapai taraf kepuasan sempurna, kecuali untuk suatu saat yang terbatas. Begitu suatu hasrat terpuaskan segera muncul hasrat lain sebagai penggantinya.
Kebutuhan dasar (fisik) harus lebih dulu dipenuhi sebelum beranjak pada pemenuhan kebutuhan psikologis (cinta, rasa aman, dan harga diri). Selanjutnya hal ini harus dilakukan dengan hati-hati sebelum kita memenuhi kebutuhan kita.
Maslow sebenarnya tidak memberikan teori yang komprehensif mengenai perkembangan kepribadian. Ia hanya lebih merasa prihatin mengenai perkembangan aktualisasi diri manusia. Lebih jauh lagi Maslow mengungkapkan berbagai gagasan bagaimana seorang individu bisa mengaktualisasikan diri, dan bagaimana melalui pendidikan masyarakat dapat mendorong aktualisasi diri.
Namun aktualisasi diri merupakan suatu tujuan yang tak pernah bisa dicapai secara otomatis. Salah satu prasyrat untuk mencapai aktualisasi diri adalah terpuaskannya berbagai kebutuhan yang lebih rendah, yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman, memiliki dan cinta, serta penghargaan. Meskipun demikian, sebenarnya orang-orang yang telah memenuhi kebutuhan dasar pun, gerakan ke arah aktualisasi diri ini tidaklah mudah.


Struktur kepribadian
Menurut Maslow, manusia memiliki struktur psikologis yang analog dengan struktur fisik: mereka memiliki “kebutuhan, kemampuan, dan kecenderungan yang sifat dasarnya genetik.” Kebutuhan, kemampuan, dan kecenderungan itu secara esensial sesuatu yang baik, atau paling tidak netral. Dasar dari teori maslow ini yaitu humanistic, yang menitik beratkan pada ranah kesadaran. Selain itu menyesuaikan dengan kapasitas bawaan dari individu yang menjadikannya sebagai ciri unik individual. Orang yang dikaji oleh Maslow ini merupakan orang yang sehat dan kreatif bukan seperti yang dikaji oleh psikoanalisa yaitu orang sakit atau abnormal. Struktur kepribadian Maslow ini berupa kebutuhan-kebutuhan individu yang dapat dijelaskan dalam beberapa bagian. Kebutuhan ini merupakan dorongan bagi manusia untuk berperilaku

Kebutuhan dibagi menjadi 2 yaitu kebutuhan dasar (basic needs) dan kebutuhan meta (meta-needs). Kebutuhan dasar merupakan kebutuhan karena kekurangan. Kebutuhan-kebutuhan dasar meliputi lapar, kasih sayang, rasa aman, harga diri, dan sebagainya. Sedangkan meta-kebutuhan adalah kebutuhan untuk perkembangan. Metakebutuhan meliputi keadilan, kebaikan, keindahan, keteraturan, kesatuan, dan sebagainya. Kebutuhan dasar lebih kuat daripada meta-kebutuhan, namun meta-kebutuhan dapat disubtitusikan atau diganti. Kebutuhan dasar dan meta-kebutuhan itu merupakan instingtif yang melekat pada manusia.


Jenjang Need Deskripsi
Kebutuhan berkembang (meta-need) Self actualization needs (meta-needs) Kebutuhan orang untuk menjadi yang sesuai dengan potensinya. Kebutuhan kreatif, realisasi diri, pengembangan self.
Kebutuhan harkat kemanusiaan untuk mencapai tujuan, menjadi lebih baik. Kebutuhan yang berkaitan dengan pengetahuan dan pemahaman, pemakaian kemampuan kognitif secara positif, mencari kebahagiaan dan pemenuhan kepuasan alih-alih meghindari rasa sakit. Masing-masing kebutuhan berpotensi sama, satu bisa mengganti lainnya,
Kebutuhan karena kekurangan (basic need) Esteem needs


Kebutuhan kekuatan, penguasaan, kompetensi, kepercayaan diri. Kebutuhan prestise, penghargaan ddari orang lain, status, ketenangan, dominasimenjadi penting, kehormatan dan apresiasi.

Love needs Kebutuhan kasih sayang, keluarga, sejawat, pasangan. Kebutuhan menjadi bagian dari kelompok, masyarakat.
Safety needs Kebutuhan keamanan, stabilitas, proteksi, struktur, hukum, keteraturan, bebas dari takut dan cemas, batas.
Psychological needs Kebutuhan homeostatik: makan, minum, gula, garam, protein, serta kebutuhan istirahat, dan seks.

Pemisahan tidak berarti masing-masing bekerja secara eksklusif, tapi kebutuhan bekerja tumpang tindih sehingga bisa dimotivasi oleh lebih dari satu kebutuhan. Tidak ada basic needs yang terpuaskan 100%, begitu juga sebaliknya pada meta-need. Maslow memperkirakan rata-rata orang dapat terpuaskan kebutuhan fisiologis sampai 85%, kebutuhan keamanan 70%, kebutuhan dicintai dan mencintai terpuaskan 50%, self esteem terpuaskan 40%, dan kebutuhan aktualisasi diri terpuaskan sampai 10%. Perbandingan antara kebutuhan-kebutuhan dipostulatkan oleh Maslow sebagai berikut :
1. Kebutuhan meta muncul belakangan dalam evolusi perkembangan manusia. Semua makhluk hidup membutuhkan makan dan minum, tetapi hanya manusia yang memiliki kebutuhan aktualisasi diri, mengetahui dan memahami. Karena itu semakin tinggi tingkatkebutuhan yang dimilikinya, semakin jelas beda nilai kemanusiaanya.
2. Kebutuhan yang lebih tinggi muncul belakangan dalam perkembangan individu. Aktualisasi diri baru akan muncul pada usia pertengahan. Bayi hanya memiliki kebutuhan fisiologis dan keamanan, dan pada masa adolesen muncul belonging, cinta, dan esteem.
3. Kebutuhan yang semakin lebih tinggi, semakin kurang kaitannya dengan usaha mempertahankan kehidupan, perolehan kepuasaan bisa ditunda semakin lama. Gagal memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi tidaj mengakibatkan keadaan darurat atau reaksi kritis seperti pada kegagalan memuaskan kebutuhan yang lebih rendah. Kegagalan untuk memuaskan kebutuhan dasra mengakibatkan individu merasakan kekurangan sesuatu, karena itu kebutuhan dasar juga disebut kebutuhan defisit atau kebuthan karena kekurangan (deficit need or deficiency need).
4. Kebutuhan meta memberi sumbangan yang lebih besar untuk tumbuh dan berkembang, dalam bentuk kesehatan yang lebih baik, usia panjang, dan memperluas efisiensi biologis. Karena alasan-alasan itulah kebutuhan meta disebut jua kebutuhan berkembang atau kebutuhan menjadi (growth need or being need).
5. Kebutuhan yang lebih rendah hanya menghasilkan kepuasan bologis, sedang kebutuhan yang lebih tinggi memberi keuntungan biologis dan psikologis, karena menghasilkan kebahagiaan yang mendalam, kedamaian jiwa, dan keutuhan kehidupan batin.
6. Kepuasan pada kebutuhan yang lebih tinggi melibatkan lebih banyak persyaratan dan lebih kompleks dibanding kepuasan pada tingkat yang lebih rendah. Misalnya, usaha untuk memperoleh aktualisasi dirimemerlukan prasayarat ; semua kebutuhan yang lebih rumit dan canggih dibanding usaha mendapat makanan.
7. Kepuasan pada kebutuhan yang lebih tinggi memerlukan kondisi eksternal-sosial, ekonomi, politik yang lebih baik dibanding kepuasan pada tingkat yang lebih rendah. Misalnya aktualisasi diri memerlukan kebebasan ekspresi dan mem[eroleh peluang dibandingkan kebutuhan rasa aman.

Abraham Maslow telah menyusun teori tentang motivasi manusia, dimana kebutuhan-kebutuhan manusia tersebut digolongkan dan disusunnya ke dalam sebuah hirearki atau tingkatan berjenjang yang berbentuk seperti piramida yang terdiri dari lima level. Setiap kebutuhan dapat dipenuhi hanya jika kebutuhan jenjang sebelumnya telah (relative) terpuaskan terlebih dahulu. Pada dasarnya, kebutuhan manusia yang lebih rendah mempunyai kekuatan ataupun kecenderungan yang lebih besar untuk dipenuhi terlebih dahulu. Berikut ini adalah konsep hirearki kebutuhan manusia yang disusun oleh Abraham Maslow:

Kebutuhan Dasar 1 : Kebutuhan Fisiologis. (Basic Needs)
Kebutuhan fisiologis bersifat homeostatic (bersifat menjaga keseimbangan unsure-unsur fisik). Kebutuhan fisiologis berisi kebutuhan-kebutuhan primitif manusia yang bersifat kuat dorongannya untuk dipenuhi seperti makan, minum, kebutuhan akan glukosa, kebutuhan akan seks dan kebutuhan akan nutrisi. Sebagai contoh, melalui pengonsumsian makanan dan air, tubuh mencoba untuk memelihara berbagai macam keseimbangan dalam darah dan jaringan tubuh.


Kebutuhan Dasar 2 : Kebutuhan Keamanan. (Secure and Safety Needs)
Setelah kebutuhan fisiologis telah cukup terpenuhi, menurut Maslow, muncullah kebutuhan yang kedua, yaitu kebutuhan akan keamanan, stabilitas, proteksi, struktur hukum, keteraturan, batas, kebebasan dari rasa takut atau cemas. Kebutuhan fisiologis dan kebutuhan keamanan merupakan kebutuhan manusia dalam mempertahankan hidupnya. Bedanya, kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan jangka pendek, sedangkan kebutuhan kemanaan merupakan kebutuhan jangka panjang. Kebutuhan ini sudah muncul sejak saat bayi dalam bentuk menangis, menjerit, dan hentakan yang sangat tegang untuk ditangani secara kasar, yang terkejut oleh suara gaduh atau lampu yang terang. Pada masa kanak-kanak, seseorang akan merasa lebih aman jika diasuh dalam keluarga yang memiliki suasana keluarga yang teratur, disiplin, terorganisir, penuh kasih sayang. Pada masa dewasa, kebutuhan akan rasa aman terwujud dalam bentuk kebutuhan pekerjaan dan gaji yang mantap sehingga masa depan dapat menjadi lebih terjamin, praktek beragama dengan penuh keyakinan, perlindungan pada korban-korban perang, pengungsian, dan masih banyak contoh yang lainnya. Menurut Maslow, kepribadian orang-orang yang menderita obsesif kompulsif banyak dilatarbelakangi oleh kegagalan memenuhi kebutuhan akan rasa aman ini.

Kebutuhan Dasar 3 : Kebutuhan Dimiliki dan Cinta (Love and Belonging Needs)
Setelah kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman telah cukup terpenuhi, menurut Maslow, muncullah kebutuhan yang ketiga, yaitu kebutuhan akan cinta dan perasaan dimiliki atau menjadi bagian kelompok sosial. Maslow menolak pendapat Freud bahwa cinta meupakan sublimasi dari insting seks. Menurut Maslow cinta tidak bersinonim dengan seks, dan cinta adalah hubungan yang sehat antara orang yang satu dengan yang lainnya yang melibatkan perasaan saling menghormati, saling menghargai dan attachment dari kedua belah pihak. Ada dua jenis cinta menurut Maslow, yakni Deficiency Love (D-Love) dan Being Love (B-Love). D-Love merupakan cinta yang lebih mementingkan diri sendiri, sedangkan B-Love didasari oleh perasaan menerima orang lain apa adanya tanpa ada keinginan untuk memanfaatkan orang yang dicintainya. Menurut Maslow, kegagalan dalam pemenuhan kebutuhan akan cinta ini merupakan penyebab hampir seluruh bentuk psikopatologis.

Kebutuhan Dasar 4 : Kebutuhan Harga Diri (Self Esteem Needs)
Ketika Kebutuhan akan cinta telah relative terpuaskan, maka dorongan dari kebutuhan akan cinta ini melemah dan digantikan oleh dorongan pemenuhan kebutuhan yang keempat, yakni dorongan pemenuhan kebutuhan akan harga diri (self esteem). Menurut Maslow, ada dua harga diri:
a. Menghargai diri sendiri (self respect): kebutuhan penguasan, kekuatan, kompetensi, prestasi, self confidence, kemandirian dan kebebasan. Seseorang akan merasa dirinya perlu mengenal dirinya sendiri agar dapat merasakan bahwa dirinya berharga sehingga orang tersebut mampu mengatasi tantangan-tantangan hidup.
b. Mendapatkan penghargaan dari orang lain (respect from others): Kebutuhan prestise, penghargaan dari orang lain, harga diri, ketenaran,penghormatan dari orang lain, diterima dan mendapat apresiasi dari orang lain.
Kepuasan kebutuhan akan harga diri akan membuat seseorang menjadi lebih percaya diri, merasa berharga dan menimbulkan perasaan berguna bagi diri sendiri. Sebaliknya, ketidaksanggupan dalam pemenuhan kebutuhan ini akan menimbulkan sikap inferior, canggung, rendah diri, lemah, pasif, tidak berharga, dan tidak berdaya. Menurut Maslow, penghargaan dari orang lain hendaknya diperoleh berdasarkan penghargaan terhadap diri sendiri dan seseorang seharusnya memperoleh penghargaan berdasarkan kemampuanya sendiri

Kebutuhan Meta : Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self Actualization Needs)
Setelah empat kebutuhan dasar telah terpenuhi, maka muncullah kebutuhan selanjutnya, yakni kebutuhan meta yang berupa kebutuhan yang dimiliki seseorang untuk mengaktualisasikan dirinya dan mengoptimalkan potensi-potensi positif yang terpendam dalam dirinya. Aktualisasi diri merupakan keinginan untuk memperoleh kepuasan dengan dirinya sendiri (self fulfilment), untuk menyadari semua potensi dirinya, dan menjadi kreatif dan bebas dalam mencapai puncak potensi dirinya. Manusia yang telah mampu memenuhi kebutuhan untuk mengaktualisasikan dirinya akan menjadi manusia yang utuh, memperoleh kepuasan dari kebutuhan-kebutuhan yang tidak diketahui semua orang, dan mampu mengekspresikan kebutuhan dasar kemanusiaaan secara alami. Empat kebutuhan dasar, menurut Maslow merupakan kebutuhan karena kekurangan atau D-need (deficiency need), sedangkan kebutuhan meta atau kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan karena ingin berkembang atau B-need (being need). Menurut Maslow, kebutuhan dasar berisi kebutuhan konatif, sedangkan kebutuhan meta berisi kebutuhan akan estetik dan kognitif (contoh: kebutuhan akan keteraturan, kebutuhan akan kesempurnaan, kebutuhan keanggunan, dsb). Tidak terpenuhinya jenis kebutuhan ini akan berdampak terhadap kepribadian. Maslow menyebutnya sebagai metaphologies, suatu penyakit psikis dengan gejala-gejala merasa asing (alienasi), putus harapan, sinis, kebingungan dan depresi.

Selain kelima kebutuhan hirarkis di atas, Maslow sebenarnya masih mengemukakan satu kebutuhan lagi, yakni kebutuhan neurotik yang bekerja terpisah dari kebutuhan hirarkis. Kebutuhan neurotik muncul jika terjadi frustasi dalam keadaan yang ekstrim karena kebutuhan hirarkis tidak terpenuhi. Kebutuhan neurotik membuat seseorang mengalami stagnasi atau patologis tak peduli pada pemenuhan kebutuhan tersebut. Kebutuhan neurotik bersifat nonproduktif, gaya hidup reaktif, dan mengembangkan gaya hidup yang tidak sehat sebagai kompensasi kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi. Kebutuhan neurotik berbeda dari kebutuhan hirarkis, karena pemenuhan kebutuhan neurotik ini tidak membuat orang berkembang menjadi sehat seperti halnya pemenuhan kebutuhan hirarkis.

Perkembangan kepribadian Maslow
Perkembangan kepribadian Maslow pada puncaknya adalah pencapaian aktualisasi diri yang merupakan kebutuhan tertinggi dari hirarki kebutuhan manusia. Konsep tujuan hidup ini mirip dengan konsep Arsetif-self Jung, atau realisasi diri dari Horney. Menurutnya perkembangan tujuan mencapai aktualisasi diri itu bersifat alami, yang dibawa sejak lahir. Secara genetik manusia mremiliki potensi dasar yang positif. Disamping itu juga memiliki potensi dasar jalur perkembangan yang sehat, lebih mengikuti hakekat alami didalam dirinya.
Kebutuhan Neorotik merupakan perkembangan kebutuhan yang menyimpang dari jalur alami. Menurut Maslow penolakan, frustasi dan penyimpangan dari perkembangan hakekat alami akan menyebabkan psikopatologi. Dalam pandangan ini, apa yang baik mendasarkan dan mendekat pada aktualisasi diri dan yang buruk/abnormal adalah segala hal yang menggagalkan atau menghambat aktualisasi diri sebagai hakekat alami kemanusiaan.
Aktualisasi diri sebagai tujuan final-ideal hanya dapat docapai oleh sebagian kecil populasi dan dalam presentase kecil. Menurut Maslow rata-rata kebutuhan aktualisasi diri hanya terpuaskan 10%. Kebutuhan aktualisasi diri jarang terpenuhi karen sukar menyeimbangkan antara kebanggaan dengan kerendahan hati, antara kemampuan memimpin dengan tanggung jawab yang dipikul, antara mencemburui orang lain dengan perasaan berharga. Orang akhirnya menyangkal dan menarik diri dari kebutuhan aktualisasi diri karena perkembangan diri justru menyebabkan perasaan takut, terpesona, lemah dan tidak mampu. Orang menyangkal dan menolak kemampuan dan potensi tertingginya serta kreatifitasnya. Maslow menamakan perasaan takut, gamang, perasaan tidak berharga, dan meragukan diri memperoleh kemasyhuran dan aktualisasi diri.
Orang gagal mencapai aktualisasi diri karena merasa takut menyadari kelemahan dirinya sendiri. Masyarakat dapat mendorong aktualisasi diri. Maslow mengemukakan dua jalur aktualisasi diri, yaitu jalur belajar ; mengembangkan diri secara optimal pada semua tingkat kebutuhan hirarki dan jalur pengalaman puncak.
Delapan jalur mencapai aktualisasi diri melalui jalur pengambangan diri menurut Maslow antara lain :
1. Alami sesuatu dengan utuh, gamblang dan tanpa pamrih.
2. Hidup adalah perjalanan proes memilih antara keamanan dengan resiko.
3. Biarkan self tegak, usahakan untuk mengabaikan tuntutan eksternal mengenai apa yang seharusnya kamu pikirkan, rasakan dan ucapkan.
4. Apabila ragu maka jujurlah.
5. Gemar dengan seleramu sendiri, bersiaplah untuk tidak populer.
6. Gunakan kecerdasanmu, kerjakan sebaik mungkin yang ingin kamu kerjakan.
7. Buatlah pengalaman puncak.
8. Temukan siapa dirimu, apa pekerjaanmu, apa yang kamu senangi dan tidak kamu senangi.

Pengalaman Puncak
Menurut Maslow banyak orang mencapai aktualisasi diri ternyata mengalami pengalaman puncak. Pengalaman puncak bisa diperoleh dari mengalami sesuatu yang sempurna, nyata dan luar biasa, menuju keadilan dan nilai yang sempurna. Sepanjang mengalami hal itu orang akan merasa sangat kuat, percaya diri, dan yakin. Pengalaman puncak mengubah seseorang menjadi merasa lebih harmoni dengan dunia. Pemahaman dan pandangan menjadi luas. Maslow menerima gambaran pengalaman puncak yang disusun oleh William James sebagai berikut :
1. Tak terlukiskan (ineffability), pengalaman puncak adalah ekspresi keajaiban yang tidak tergambarkan oleh kata-kata dan tidak dapat dijelaskan pada orang lain.
2. Kualitas kebenaran intelektual (neotice quality), pengalaman menemukan kebenaran dari hakekat intelektual.
3. Waktunya pendek (fransiency) tidak bertahan lama.
4. Pasif (passivity) orang yang mengalami pengalaman mistis merasa kemauannya tergusur, dan kadang merasa terperangkap dan dikuasai oleh kekuatan yang sangat bersar.
Pada mulanya Maslow berpendapat bahwa pengalaman puncak ini hanya dapat dialami oleh orang-orang tertentu saja, khususnya yang sudah mencapai aktualisasi diri akan mengalami secara berkali-kali, namun menurut Maslow rata-rata orang kebanyakan pernah mengalaminya.