1. Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia merupakan faktor yang sangat penting
untuk setiap usaha, begitu pula untuk pemerintahan agar dapat menjalankan
fungsinya sebenar-benarnya. Banyak defenisi yang dapat digunakan untuk
mendefenisikan sumber daya manusia. Menurut Susilo (2002:3) ”sumber daya
manusia adalah pilar penyangga utama sekaligus penggerak roda organisasi dalam
usaha mewujudkan visi dan misi dan tujuannya”.”Sumber daya manusia harus
didefinisikan buka n dengan apa yang sumber daya manusia lakukan, tetapi apa
yang sumber daya manusia hasilkan”, sebagaimana yang dikemukakan oleh David
Ulrich (Mathis dan Jackson,2002:4).
Maka dari itu, Sumber Daya Manusia merupakan faktor yang
penting bagi setiap usaha. Sumber daya manusia yang berkua litas akan
menentukan kejayaan atau kegagalan dalam persaingan (Tambunan,2003:15). ”Nilai
sumber daya manusia adalah jumlah nilai dari sumber daya manusia pada sebuah
organisasi yang dapat juga disebut sebagai modal intelektual yang terdiri dari
orang-orang dalam organisasi, kemampuan yang mereka miliki, dan menggunakannya
dalam pekerjaan mereka. Sehingga bagian terpenting dari peningkatan nilai
sumber daya manusia adalah dengan mendayagunakan semua bakat-bakat orang-orang
yang ada dalam organisasi dan mengambil yang terbaik dari populasi yang
bervariasi di luar organisasi. Disebabkan perubahan kependudukan tenaga kerja,
manajemen sumber daya manusia harus memaksimalkan kapabilitas sumber daya
manusia yang bervariasi. Ditambahkan, praktisi sumber daya manusia haruslah
orang-orang yang meyakinkan semua tenaga kerja tanpa melihat latar belakang
mereka, menyediakan kesempatan untuk mengembangkan kapabilitas mereka
”sebagaimana dikemukakan oleh Mathis dan Jackson (2002:29). Begitu juga dengan pemerintahan,
apabila di dalamnya terdapat sumber daya manusia yang berkualitas tentu akan
menjadikan daerah tersebut berjaya. Bagi perekonomian negara, kejayaan suatu
pemerintahan akan menjadikan perekonomian suatu negara lebih baik. Oleh karena
itu meningkatkan kualitas sumber daya manusia sangat penting dilakukan untuk
meningkatkan kinerja dalam bisnis (Kuratko dan Hodgets, 1998:87).
2. Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia merupakan pengelolaan orang
didalam organisasi secara optimal agar kinerja organisasi pun seperti yang
diharapkan. Asumsi yang lahir dari manajemen sumber daya manusia adalah bahwa
manusia memiliki akal, perasaan, keinginan, kemampuan, ketrampilan, pengetahuan,
dorongan, daya dan karsa. Semua potensi ini mempengaruhi upaya organisasi dalam
pencapaian tujuannya. Bagaimana bagusnya rumusan tujuan dan rencana organisasi,
maka akan sia – sia jika unsur sumber daya manusia tidak dikelola secara
profesional. Ada beberapa definisi yang dapat digunakan untuk mendefinisikan manajemen
sumber daya manusia. Menurut Stoner (2002:20) “Manajemen Sumber Daya Manusia
adalah suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu
organisasi atau perusahaan dengan orang – orang yang tepat untuk ditempatkan
pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya”.
Menurut Handoko (2000:47): Manajemen Sumber Daya Manusia
adalah penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumber
dayamanusia untuk mencapai tujuan, baik tujuan individu maupun tujuan
organisasi. Untuk itu manajemen sumber daya manusia perlu dikelola secara
profesional dan baik agar dapat terwujudnya kesinambungan antara kebutuhan
pegawai dengan tuntutan perkembangan teknologi dan lingkungan serta kemampuan organisasi.
Keseimbangan tersebut merupakan kunci utama suatu organisasi agar dapat
berkembang secara produktif dan wajar. Menurut Mathis dan Jackson (2002:4)
“manajemen sumber daya manusia berhubungan dengan sistem rancangan formal dalam
suatu organisasi untuk menentukan efektivitas dan efisiensi dilihat dari bakat
seseorang untuk mewujudkan sasaran suatu organisasi. Dari pe ngert ian – pengertian
diatas dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan
suatu gerakan pengakuan terhadap pentingnya unsur manusia sebagai sumber daya
yang potensial dan perlu dikembangkan sehingga mampu memberikan dampak yang
optimal terhadap kinerja organisasi.
Proses manajemen yang akan dibahas dalam hal ini, menekankanpada:
a.Perencanaan Sumber Daya Manusia
Perencanaan sumber daya manusia merupakan proses dimana
manajer menjamin bahwa organisasi memiliki jumlah dan jenis tenaga kerja yang
tepat, dan pada saat yang tepat, yang memiliki kemampuan untuk menyelesaikan
tugas – tugas yang akan menolong organisasi tersebut mencapai sasaran secara keseluruhan
secara efektif dan efisien. Dalam pengertian praktis, bahwa semua manajer harus
memastikan bahwa semua pekerjaan dalam area tanggung jawab mereka selalu diisi
dengan orang – orang yang berkemampuan yang dapat melakukannya secara tepat. Menurut
Dessler ( 1997 ) mendefinisikan perencanaan pekerjaan sebagai proses
memformulasi rencana – rencana untuk mengisi lowongan masa depan berdasarkan
pada suatu analisis dari posisi yang diharapkan yang dapat diisi oleh calon yang
berasal dari dalam ataupun luar organisasi. Agar pemenuhan jumlah dan kualitas
tenaga kerja dapat tercapai, maka proses perencanaan harus diarahkan pada
tujuan utama dari perencanaan itu sendiri. Ada tiga macam tujuan yang ingin
dicapai dalam perencanaan SDM, yait u : 1) menjamin adanya jumlah dan kualitas
SDM sesuai dengan waktu yang dibutuhkan, 2) dapat meningkatkan pendayagunaan
SDM, dan 3) meningkatkan SDM dan memberikan kepuasan kerja.
b.Perekrutan Sumber Daya Manusia
Penarikan (recruitment)SDM merupakan suatu proses atau
tindakan yang dilakukan oleh organisasi untuk mendapatkan tambahan pegawai
melalui beberapa tahapan yang mencakup identifikasi dan evaluasi sumber – sumber
penarikan tenaga kerja, menentukan kebutuhan tenaga yang diperlukan, proses seleksi,
penempatan, dan orientasi tenaga kerja. Penarikan SDM bertujuan untuk menyediakan
sumber daya manusia yang cukup agar manajer dapat memilih sumber daya manusia
yang memenuhi kualifikasi yang mereka perlukan. Agar hasil dari perekrutan
dapat dikatakan berhasil atau efektif, maka terdapat empat indikator untuk
menunjukkan efektifitas dari perekrutan SDM, yaitu : a) jumlah (kuantitas)
pelamar mencukupi, b) kualitas pelamar menunjukkan persyaratan yang dibutuhkan,
c) biaya per pelamar yang direkrut, d) waktu yang dibutuhkan untuk mengisi
jabatan yang kosong.
c.Seleksi Sumber Daya Manusia
Seleksi adalah suatu proses untuk memilih individu yang
memiliki kualifikasi sesuai dengan persyaratan untuk mengisi jabatan didalam
organisasi. Proses seleksi bertujuan untuk menyesuaikan antara kemampuan dan
ketrampilan sumber daya manusia yang tertulis dalam lamaran kerja dan apa yang
dibutuhkan organisasi. Proses seleksi yang baik akan memberikan kontribusi yang
besar terhadap perkembangan sebuah organisasi. Oleh karena itu seleksi harus didasarkan
pada standar yang jelas. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa dasar
kebijaksanaan dalam mengadakan seleksi sumber daya manusia adalah : mengadakan
seleksi dengan cara yang paling efektif dan dengan biaya serendah – rendahnya
untuk mendapatkan tenaga kerja yang sebaik – baiknya (Manulang : 1981).
d.Sosialisasi atau Orientasi
Orientasi atau Sosialisasi merupakan program yang didesain
untuk membekali karyawan baru dengan informasi yang diperlukan agar dapat
berfungsi secara baik dan efektif dalam organisasi (Stoner dkk ; 1995). Lebih
jauh orientasi ditujukan untuk memperkenalkan sumber daya manusia pada tiga hal
yang utama, yaitu : 1) informasi umum mengenai kerja rutin sehari – hari, 2)
tinjauan sejarah organisasi, tujuan, operasi, dan produk atau jasa, 3)
kebijakan organisasi, peraturan kerja, dan tunjangan.
e.Pelatihan dan Pengembangan
Istilah pelatihan (training) mengacu pada serangkaian
kegiatan yang memberikan peluang untuk mendapatkan dan meningkatkan
keterampilan yang berkaitan dengan pekerjaan. Program pelatihan diberikan
kepada karyawan yang baru maupun karyawan yang telah ada, tujuannya adalah
untuk menghadapi situasi – situasi yang berubah. Sementara itu program pengembangan
(development) dimaksudkan untuk mengembangkan keterampilan untuk pekerjaan masa
depan. Pengembangan merupakan suatu proses pendidikan jangka panjang yang
mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir dimana karyawan manajerial
mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis guna mencapai tujuan umum.
Menurut Pigors dan Myers (1961:33)Pendidikan dan Pelatihan
merupakan upaya untuk pengembangan SDM, terutama untuk pengembangan kemampuan
intelektual dan kepribadian. Pendidikan pada umumnya berkaitan dengan
mempersiapkan calon tenaga yang digunakan oleh suatu organisasi, sedangkan
pelatihan lebih berkaitan dengan peningkatan kemampuan atau ketrampilan pekerja
yang sudah menduduki suatu jabatan atau tugas tertentu. Untuk pendidikan dan pelatihan
ini, langkah awalnya perlu dilakukan analisis kebutuhan atau need assessment,
yang menyangkut tiga aspek, yaitu : analisis organisasi, analisis pekerjaan,
dan analisis pribadi.
f.Penilaian Prestasi
Prestasi kerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Tujuan penilaian prestasi kerja adalah
untuk mengetahui apakah sumber daya manusia yang ada telah bekerja sesuai
dengan standar – standar yang telah ditentukan sebelumnya. Berdasarkan penjelasan
diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari manajemen sumber daya manusia adalah
menetapkan kebijaksanaan organisasi untuk dapat meningkatkan kontribusi atau
peranan lain. Manajemen sumber daya
manusia berusaha untuk meningkatkan efektivitas perusahaan
melalui kebijaksanaan, prosedur dan metode yang digunakan untuk mengelola orang
– orang dalam organisasi tersebut.
Menurut Martoyo (1992:84) Setiap organisasi apapun bentuknya
senantiasa akan berupaya dapat tercapainya tujuan organisasi yang bersangkutan
dengan efektif dan efisien. Efisiensi maupun efektivitas organisasi sangat
tergantung pada baik dan buruknya pengembangan sumber daya manusia/anggota
organisasi itu sendiri. Ini berarti bahwa sumber daya manusia yang ada dalam
organisasi tersebut secara proporsional harus diberikan pendidikan dan latihan
yang sebaik – baiknya, bahkan harus sesempurna mungkin.
Pelatihan Pelayanan Prima RS Islam Klaten
Citizen6, Klaten: RS Islam Klaten menyelenggarkan pelatihan prima (service excellent)
untuk karyawan dan manager. Kegiatan tersebut dilaksanakan secara
bertahap. Tahap pertama diberikan pada para manager dan kepala bagian
yang dilaksanakan pada 26 Juni 2013, sedangkan pada tahap kedua, ketiga,
dan keempat diberikan kepada para karyawan front liner yang dilaksanakan pada 2-4 Juli 2013.
Tujuan dilaksanakannya pelatihan tersebut adalah untuk meningkatkan karyawan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan, meningkatkan kemampuan karyawan dalam mengelola komplain, menumbuhkan kesadara karyawan akan pentingnya pelanggan bagi perusahaan, serta meningkatkan kepedulian, perhatian, dan motivasi pada diri karyawan.
Materi yang diberikan pada saat pelatihan antara lain etika pelayanan, excellent service, internal dan eksternal marketing, kualitas pelayanan dan pelayanan prima rumah sakit, praktek pelayanan prima, penanganan komplain serta diskusi dan pemetaan masalah.
Jumlah peserta yang mengikuti pelatihan di tahap pertama berjumlah 30 orang yang terdiri dari para manager dan kepala bagian. Sedangkan di tahap kedua terdiri dari para karyawan dibagian kassa, pendaftaran, poliklinik, farmasi, informasi, asuransi, penata rekening, IGD, dan satpam dengan jumlah 102 orang. (Agus Susanto/Mar)
Tujuan dilaksanakannya pelatihan tersebut adalah untuk meningkatkan karyawan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan, meningkatkan kemampuan karyawan dalam mengelola komplain, menumbuhkan kesadara karyawan akan pentingnya pelanggan bagi perusahaan, serta meningkatkan kepedulian, perhatian, dan motivasi pada diri karyawan.
Materi yang diberikan pada saat pelatihan antara lain etika pelayanan, excellent service, internal dan eksternal marketing, kualitas pelayanan dan pelayanan prima rumah sakit, praktek pelayanan prima, penanganan komplain serta diskusi dan pemetaan masalah.
Jumlah peserta yang mengikuti pelatihan di tahap pertama berjumlah 30 orang yang terdiri dari para manager dan kepala bagian. Sedangkan di tahap kedua terdiri dari para karyawan dibagian kassa, pendaftaran, poliklinik, farmasi, informasi, asuransi, penata rekening, IGD, dan satpam dengan jumlah 102 orang. (Agus Susanto/Mar)
Dari berita diatas dapat dilihat bahwa RS Islam Klaten menyelenggarakan pelatihan prima (service excellent) yang bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas SDM dari Rumah Sakit tersebut agar karyawan dapat meningkatkan kepedulian,perhatian dan motivasi dirinya yang berdampak pada kepuasan pelanggan.
2.Organisasi
2.1.Pengertian Organisasi
Organisasi sebagai kesatuan sosial terdiri dari orang atau
kelompok orang yang berinteraksi satu sama lain. Pandangan terhadap organisasi
sangat tergantung pada konteks dan perspektif tertentu dari seseorang yang
merumuskannya. Beberapa pandangan mengenai organisasi tersebut dapat diuraikan
seperti yang dikemukakan Thompson dalam Thoha(1992), bahwa organisasi adalah:“an
organization is a highly rationalized and impersonal integration of a large
member of specialists cooperating to achieve some announched specific
objectif”. Sedangkan pandangan lain, seperti yang dikemukakan oleh Robbins (1996),
merumuskan bahwa:“an organization is a consciously coordinated social entity,
with a relatively indentiviable boundary, that functions on a relatively
continuous basis to achieve a common goal or set of goals”. Kedua pandangan
tersebutdi atas, jelas memperlihatkan perspektif yang berbeda. Thompson dalam
Thoha(1992), merumuskan organisasi dengan penekanan pada tingkat rasionalitas
dalam kerjasama yang terkoordinasi, dengan menekankan pentingnya pembagian
tugas sesuai keahlian masing-masing anggota organisasi. Sedangkan menurut
Robbins (1996), memandang organisasi sebagai kesatuan sosial, yaitu terdiri
dari orang atau kelompok orang yang berinteraksi satu sama lain. Pola interaksi
yang diikuti oleh anggota organisasi tidak begitu saja timbul, melainkan telah
dipikirkan terlebih dahulu. Organisasi merupakan tata hubungan sosial. Dalam
hal ini seorang individu melakukan proses interaksi dengan sesamanya di dalam
organisasi, baik antara pimpinan dan anggota maupun antar anggota sendiri.
Organisasi mempunyai pembatasan-pembatasan tertentu. Setiap anggota organisasi
yang melakukan hubungan interaksi dengan yang lainnya tidaklah didasarkan atas
kemauan sendiri, akan tetapi mereka dibatasi oleh peraturan tertentu.
Organisasi merupakan suatu kumpulan tata aturan. Dengan
adanya tata aturan setiap organisasi maka dapat lebih mudah dibedakan suatu
organisasi dengan kumpulan kemasyarakatan. Organisasi merupakan suatu kerangka
hubungan yang berstruktur, yang di dalamnya berisi wewenang, tanggung jawab,
dan pembagian kerjauntuk menjalankan suatu fungsi tertentu. Adanya hirarkhi
atau tingkatan mulai dari pimpinan sampai pada bawahan atau staf.Dari uraian
tersebut dapat disimpulkan bahwa orang-orang terlibat dalam organisasi harus
tunduk pada suatu aturan untuk mengadakan kerjasama dan interaksi guna mencapai
suatu tujuan bersama. Peneliti mengkaitkan paradigma organisasi dengan konsep
klasik, lebih banyak mempertimbangkan hal-hal yang berhubungan dengan struktur
seperti hirarkhi, wewenang, tanggungjawab, kesatuan komando, dan jenjang
pengawasan.
Organisasi juga dapat diartikan dalam dua macam yakni: (1)
dalam arti statis, organisasi sebagai wadah kerja sama sekelompok orang yang
bekerja sama,untuk mencapai tujuan tertentu, (2) dalam arti dinamis, organisasi
sebagai suatu sistem atau kegiatan sekelompok orang untuk mencapai tujuan
tertentu.
2.1.2.Prinsip-prinsip Organisasi
Ada beberapa ahli yang memberikan definisi tentang prinsip-prinsip
atau azas-azas organisasi, masing
–masing ahli memberikan perumusan yang berbeda, baik dalam
jumlah maupun istilah yang digunakan. Dibawah ini beberapa pengertian organisasi
antara lain:
1.Warren dan Joseph dalam Wursanto (2003) dalam bukunya yang
berjudul Management for Business and Industri, menyatakan ada 4 (empat) macam
prinsip organisasi yaitu: prinsip kesatuan perintah (unity of command), prinsip
rentang kendali atau rentang pengawasan (span of control), prinsip pengecualian
(the exeption princeple) dan prinsip hirarki (the scala principle).
2.HenryFayol dalam Wursanto (2003) Seorang insiniur
pertambangan dari Perancis mengemukakan 14 (empat belas) prinsip organisasi
yaitu: pembagian kerja (devision of work), wewenang dan tanggung jawab (authority
and responsibility), disiplin (discipline), kesatuan komando (unity of command),
kesatuan langkah (unity of direction), subordinasi minat dibawah minat pada
umumnya (subordination of individual interest to general interest), pemberian
hadiah (remuneration), sentralisasi atau pemusatan (centralization), jenjang
hirarki (line of autority/hierarchie), ketertiban (order),kesamarataaan (equity),
stabilitas jabatan pegawai (stability of personel), inisiatif (iniciative) dan
kesatuan jiwa korps (esprit de corps). Dari pendapat diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa untuk membangun dan menggerakkan organisasi yang kompleks
(organisasi modern) diperlukan prinsip-prinsip organisasi sebagai dasar atau
fondamen sehingga organisasi dapat berjalan dengan baik, serta struktur
organisasinyaefektif dan efisien. Dengan demikian tercapai tidaknya tujuan
organisasi tergantung pada kemampuan pimpinan organisasi dalam melaksanakan
prinsip-prinsip organisasi.
2.1.3.Macam-Macam Organisasi
Macam atau jenis-jenis organisasi dapat dilihat dari
berbagai segi yaitu dari jumlah pucuk pimpinan, segi keresmian, segi tujuan
segi luas wilayah, segi kebutuhan sosial serta segi bentuk (Wursanto, 2003).
1.Jenis Organisasi dari Segi Pucuk Pimpinan:
Organisasi segi pucuk pimpinan terdiri dari dua macam yakni:
(1) organisasi tunggal, apabila pucuk pimpinan organisasi
tersebut berada pada tangan satu orang. Nama pimpinan yang dipergunakan
tergantung dari jenis kegiatan organisasi tersebut. Contoh dalam bidang
pemerintahan presiden, menteri, gubernur, direktur, bupati dan lain-lain, dalam
bidang kemiliteran: panglima, komandan, kapolri, kapolda, dalam bidang
pendidikan; rektor, dekan, ketua program studi, ketua departemen , dalam bidang
niaga adalah adminstrator, (2) organisasi jamak, apabila pucuk pimpinan berada
ditangan beberapa orang, contohnya: presidium (presidium kabinet ampera), Dewan
Pempinan Pusat( DPP), DPD, MAWI, KWI, MUI dan lain-lain. Masing-masing pimpinan
dan dewan memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda-beda sehingga perlu
ada pembagian tugas dan wewenang maka dibutuhkan adanya koordinasi kerja.
2.Jenis Organisasi dariSegi Keresmian
Menurut segi keresmian organisasi terdiri dari dua yaitu:
(1) organisasi formal, apabila kegiatandilakukan oleh
beberapa orang yang tergabung dalam suatu kelompok secara sadar dikoordinasi
guna tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, sehingga orang-orang yang
tergabung dalam kelompok itu mempunyai struktur yang jelas, (2) organisasi informal,
organisasi disusun secara bebas dan spontan dan keanggotaannya diperoleh secara
sadar atau tidak sadar
3. Jenis Organisasi dari Segi Tujuan
Menurut segi tujuan yang hendak dicapai, contohnya:
organisasi niaga atau ekonomi yang mempunyai tujuan untuk mendapatkan
keuntungan yang sebesar-besarnya. Kegiatan yang dilakukan adalah untuk
memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa. Organisasi niaga ini
dibedakan lagi menjadi organisasi swasta dan pemerintah.
4.Jenis Organisasi dariSegi Luas Wilayah
Menurut luas wilayahnya organisasi dapat dibagi menjadi empat
macam yaitu:
(1) organisasi daerah (localorganization), (2) organisasi
regional(regional organization), (3) organisasi nasional (national organization)
dan (4) organisasi internasional (international organization).
5.Jenis Organisasi dari Segi Kebutuhan Sosial/Kemasyarakatan
Organisasi kemasyarakatan semua organisasi atau perhimpunan
yang dibentuk atas secara sukarela oleh anggota masyarakat warga negara Republik
Indonesia yang keanggotaan terdiri dari warga negara Indonesia dan warga negara
asing, namun dalam pelaksanaannya harus tunduk pada ketentuan dan Undang-undang
Republik Indonesia.
Perangi Radikalisme, MUI Optimalkan Tim Penanggulangan Terorisme
Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI)
KH Maruf Amin prihatin dengan berkembangnya paham radikal di Tanah
Air. Dia menilai, maraknya radikalisme di Indonesia lantaran terjadinya
distorsi pemahaman di masyarakat.
"Karena itu, langkah yang akan kita tempuh adalah memberikan pemahaman yang benar supaya tidak terjadi distorsi," ujar Maruf usai pertemuan dengan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) di Kantor MUI, Jakarta Pusat, Senin (29/8/2016).
Untuk mewujudkan kerjasama dengan BNPT ini, MUI berjanji bakal mengoptimalkan peran tim khususnya, yakni Tim Penanggulangan Terorisme (TPT).
"MUI punya TPT, tim penanggulangan terorisme, akan kita efektifkan. Kerja sama dengan BNPT untuk memperoleh info sasaran (radikalisme), dan gerakan mereka ke arah mana. Kalau kami bagaimana counter-nya," papar dia.
Ke depan, MUI bakal lebih gencar syiar soal pemahaman keislaman yang benar melalui berbagai cara. Kerja sama dengan BNPT ini menjadi salah satu jalan agar bisa lebih mengetahui ke arah mana saja MUI harus bergerak.
"Jadi kita akan mulai dari buku-buku, ceramah, diskusi, akan melakukan pencerahan, radikalisme itu keliru. Bagi mereka yang sudah kena, kita lakukan deradikalisasi," kata Maruf.
MUI, kata Ma'ruf, akan menyasar masyarakat yang sudah terkena paham radikal, baik mereka yang pernah berurusan dengan hukum maupun tidak. Apalagi, saat ini banyak generasi muda yang mulai terkontaminasi dengan paham tersebut.
Namun begitu, dirinya mengingatkan bahwa untuk deradikalisasi perlu melibatkan banyak pihak. Kendati, aspek pokok munculnya paham radikal ada pada pemahaman yang salah.
"Penanganannya dari semua sektor, keadilannya, ekonominya. Tapi aspek pokoknya pemahaman. Yang lainnya pemicu saja. Ini (paham) yang kita betulkan," pungkas Maruf Amin.
"Karena itu, langkah yang akan kita tempuh adalah memberikan pemahaman yang benar supaya tidak terjadi distorsi," ujar Maruf usai pertemuan dengan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) di Kantor MUI, Jakarta Pusat, Senin (29/8/2016).
Untuk mewujudkan kerjasama dengan BNPT ini, MUI berjanji bakal mengoptimalkan peran tim khususnya, yakni Tim Penanggulangan Terorisme (TPT).
"MUI punya TPT, tim penanggulangan terorisme, akan kita efektifkan. Kerja sama dengan BNPT untuk memperoleh info sasaran (radikalisme), dan gerakan mereka ke arah mana. Kalau kami bagaimana counter-nya," papar dia.
Ke depan, MUI bakal lebih gencar syiar soal pemahaman keislaman yang benar melalui berbagai cara. Kerja sama dengan BNPT ini menjadi salah satu jalan agar bisa lebih mengetahui ke arah mana saja MUI harus bergerak.
"Jadi kita akan mulai dari buku-buku, ceramah, diskusi, akan melakukan pencerahan, radikalisme itu keliru. Bagi mereka yang sudah kena, kita lakukan deradikalisasi," kata Maruf.
MUI, kata Ma'ruf, akan menyasar masyarakat yang sudah terkena paham radikal, baik mereka yang pernah berurusan dengan hukum maupun tidak. Apalagi, saat ini banyak generasi muda yang mulai terkontaminasi dengan paham tersebut.
Namun begitu, dirinya mengingatkan bahwa untuk deradikalisasi perlu melibatkan banyak pihak. Kendati, aspek pokok munculnya paham radikal ada pada pemahaman yang salah.
"Penanganannya dari semua sektor, keadilannya, ekonominya. Tapi aspek pokoknya pemahaman. Yang lainnya pemicu saja. Ini (paham) yang kita betulkan," pungkas Maruf Amin.
Dari contoh berita diatas dapat diketahui bahwa MUI (Majelis Ulama Indonesia) termasuk jenis organisasi jamak dimana masing-masing pimpinan dan dewan memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda-beda sehingga perlu ada pembagian tugas dan wewenang maka dibutuhkan adanya koordinasi kerja.
3. Kepemimpinan
3.1.Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan secara harfian berasal dari kata pimpin. Kata
pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur,menuntun dan
juga menunjukkan ataupun mempengaruhi. Pemimpin mempunyai tanggung jawab baik
secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari yang
dipimpin, sehingga menjadi pemimpin itu tidak mudah dan tidak akan setiap orang
mempunyai kesamaan di dalam menjalankan kepemimpinannya. Menurut Wahjosumidjo (2005:
17) kepemimpinan di terjemahkan kedalam istilah sifat-sifat, perilaku pribadi,
pengaruh terhadap orang lain, pola-pola, interaksi, hubungan kerja sama
antarperan, kedudukan dari satu jabatan administratif, dan persuasif, dan
persepsi dari lain-lain tentang legitimasi pengaruh. Miftah Thoha (2010:9) kepemimpinan
adalah kegiatan untuk memengaruhi perilaku orang lain, atau seni memengaruhi perilaku
manusia baik perorangan maupun kelompok. Kepemimpinan merupakan salah satu
faktor yang sangat penting dalam suatu organisai karena sebagian besar
keberhasilan dan kegagalan suatu organisasi ditentukan oleh kepemimpinan dalam
organisasi tersebut. Menurut C. Turney (1992) dalam Martinis Yamin dan Maisah
(2010: 74) mandefinisikan kepemimpinan sebagai suatu group proses yang
dilakukan oleh seseorang dalam mengelola dan menginspirasikan sejumlah
pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi melalui aplikasi teknik-teknik manajemen.
George R. Terry (Miftah Thoha, 2010:5) mengartikan bahwa Kepemimpinan adalah
aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan mencapai tujuan organisasi.
Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan
tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan,
mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
A. Dale Timple(2000: 58) mengartikan Kepemimpinan adalah proses
pengaruh sosial di dalam mana manajer mencari keikutsertaan sukarela dari
bawahan dalam usaha mencapai tujuan organisasi. Dengan kepemimpinan yang
dilakukan seorang pemimpin juga menggambarkan arah dan tujuan yang akan dicapai
dari sebuah organisasi.Sehingga dapat dikatakan kepemimpinan sangat berpengaruh
bagi nama besar organisasi. Menurut Sudarwan Danim (2004: 56) kepemimpinan
adalah setiap perbuatan yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mengkoordinasi
dan memberi arah kepada individu atau kelompok yang tergabung di dalam wadah
tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Martinis Yamin
dan Maisah (2010: 74) kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi yang
dilakukan oleh seseorang dalam mengelola anggota kelompoknyauntuk mencapai
tujuan organisasi. Kepemimpinan merupakan
bentuk strategi atau teori memimpin yang tentunya dilakukan oleh orang yang
biasa kita sebut sebagai pemimpin. Pemimpin adalah seseorang dengan wewenang kepemimpinannya
mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai
tujuan. Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenang formal untuk mengorganisasikan,
mengarahkan, mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab, supaya semua
bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan. Pemimpin pertama-tama
harus seorang yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik
dalam diri para bawahannya. Secara sederhana pemimpin yang baik adalah seorang
yang membantu mengembangkan orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi
memerlukan pemimpinnya itu. Menurut Kartini Kartono (2003: 48) mengemukakan
kepemimpinan sebagai berikut:
Kepemimpinan itu sifatnya spesifik, khas, diperlukan bagi
situasi khusus. Sebab dalam satu kelompok yang melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu, dan punya tujuan serta peralatan khusus, pemimpin kelompok dengan
ciri-ciri karakteristiknya itu merupakan fungsi dari situasi khusus tadi.
Jelasnya sifat-sifat utama dari pemimpin dan kepemimpinannya harus sesuai dan
bisa diterima oleh kelompoknya, juga bersangkutan, serta cocok-pas dengan
situasi dan zamannya. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan kepemimpinan
merupakan cara seorang pemimpin dalam mempengaruhi bawahan dengan karakteristik
tententu sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Faktor keberhasilan seorang pemimpin salah
satunya tergantung dengan teknik kepemimpinan yang dilakukan dalam menciptakan
situasi sehingga menyebabkan orang yang dipimpinnya timbul kesadarannya untuk melaksanakan
apa yang dikehendaki. Dengan kata lain, efektif atau tidaknya seorang pemimpin
tergantung dari bagaimana kemampuannya dalam mengelola dan menerapkan pola
kepemimpinannya sesuai dengan situasi dan kondisi organisasi tersebut.
3.2.Perbedaan Kepemimpinan dengan Menejemen
Pada hakekatnya kepemimpinan mempunyai pengertian yang agak luas
dibandingkan dengan menejemen. Menejemen merupakan jenis pemikiran yang khusus
dari kepemimpinan di dalam usahanya untuk mencapai tujuan organisasi. Sedangkan
kepemimpinan bisa saja karena berusaha mencapai tujuan organisasi atau
kelompok, dan bisa saja sama atau selaras atau tidak selaras dengan tujuan
organisasi. Menurut Miftah Thoha(2010:8) menejemen adalah sebuah proses pencapaian
organisasi lewat usaha orang-orang lain. Dalam menejemen terdapat suatu aturan
dan tata krama tertentu, sehingga kepemimpinan dalam menejemen akan diatur
sesuai ketentuan yang berlaku. Seseorang yang mengatur menejemen biasa disebut
menejer. Menejer menduduki
1)Tidak ada pegangan yang kuat dan kepercayaan rendah pada
diri sendiri.
2)Mengiyakan semua saran.
3)Lambat dalam membuat keputusan.
4)Banyak “mengambil muka” kepada bawahan.
5)Ramah dan tidak menyakiti bawahan.
Dari pendapat
di atas dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan merupakan suatu pola perilaku
yang konsisten yang ditunjukkan pemimpin dan diketahui oleh pihak lain ketika
pemimpin berusaha mempengaruhi orang lain. Gaya kepemimpinan antara lain gaya
kepemimpinan otokratik, gaya kepemimpinan demokratis, dan gaya kepemimpinan
permisif. Jika dikaitkan dengan Kepala Sekolah, maka Kepala Sekolah dapat
menggunakan gaya kepemimpinan tersebut dalam mempengaruhi guru maupun karyawan
yang ada di sekolah yang dipimpinnya. Namun gaya kepemimpinan yang tepat untuk
memotivasi kepala sekolah adalah gaya kepemimpinan demokratis. Hal ini sesuai pendapatMifta
Thoha (2010: 50) yang mengatakan gaya kepemimpinan demokratis dikaitkan dengan
kekuatan personal dan keikut sertaan para pengikut dalam proses pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan. Dengan gaya demokrasi Kepala sekolah secara
tidak langsung memotivasi guru agar berpartisipasi dan bertanggungjawab dalam kegiatan
sekolah.
Contoh: http://news.liputan6.com/read/2599107/ridwan-kamil-bagi-tips-sukses-pimpin-bandung-di-sekolah-partai
Ridwan Kamil Bagi Tips Sukses Pimpin Bandung di Sekolah Partai
Liputan6.com, Jakarta Wali Kota Bandung Ridwan Kamil berbagi pengalaman mengelola pemerintahan saat tampil di Sekolah Partai PDI Perjuangan, untuk para calon kepala daerah dan wakil kepala daerah.
Pria yang akrab disapa Kang Emil itu menyampaikan, konsep yang ia terapkan, yakni etos gotong royong dalam memimpin pembangunan Kota Bandung.
"Jangan pernah meremehkan gagasan publik, libatkan masyarakat dalam membangun. Dengan kerelawanan masyarakat tata kelola pemerintahan menjadi lebih baik, karena mereka juga melakukan pengawasan yang langsung dilaporkan ke saya," ujar Ridwan dalam keterangan tertulisnya, Sabtu 10 September 2016.
Tips lain yang disampaikan Kamil adalah bagaimana korupsi dikurangi drastis melalui penggunaan teknologi, sehingga APBD ada penghematan Rp 1 triliun. "Pembangunan smart city disarankan untuk diimplementasikan, untuk mereformasi birokrasi, sehingga pelayanan publik bisa ditingkatkan," ujar dia.
Dalam kesempatan yang sama, kader PDIP yang juga calon Bupati Tulang Bawang Winarti menanyakan inovasi pembangunan apa yang sesuai untuk kabupaten.
Mendapati pertanyaan tersebut, Kamil pun menjawab dengan bijak. "Jangan bertindak tanpa teori atau studi, tetapi jangan membuat kebijakan tanpa ideologi," jawab dia.
Merujuk pengalaman dan sosok Ridwan Kamil, Kepala Sekolah PDIP Komarudin Watubun mengingatkan, bagi kepala daerah dan politikus PDIP harus berkinerja bagus, tetapi sekaligus menjadi penyebar Pancasila dan ajaran Sukarno di masyarakat.
"Kita harus membentengi ideologi anak-anak muda dari ancaman ekstremisme agama yang makin menjadi-jadi," kata Komarudin.
Dari berita diatas dapat diketahui bahwa Ridwan Kamil sekarang merupakan salah satu pemimpin yang berada di kota Bandung. Ridwan Kamil dianggap berhasil dalam memimpin kota Bandung karena sekarang kota Bandung menjadi salah satu kota terbaik seasia.
kepemimpinan merupakan cara seorang pemimpin dalam mempengaruhi bawahan dengan karakteristik tententu sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Faktor keberhasilan seorang pemimpin salah satunya tergantung dengan teknik kepemimpinan yang dilakukan dalam menciptakan situasi sehingga menyebabkan orang yang dipimpinnya timbul kesadarannya untuk melaksanakan apa yang dikehendaki. Dengan kata lain, efektif atau tidaknya seorang pemimpin tergantung dari bagaimana kemampuannya dalam mengelola dan menerapkan pola kepemimpinannya sesuai dengan situasi dan kondisi organisasi tersebut.
Daftar Pustaka:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35052/3/Chapter%20II.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20802/4/Chapter%20II.pdf
http://eprints.uny.ac.id/7829/3/BAB%202%20-%2008108241026.pdf
Abdul Azis Wahab (2008) Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan. Bandung: Alfabeta,
Simamora, Henry.,Manajemen Sumber Daya Manusia,Yogyakarta, Penerbitan, STIE YKPN, 1995.
http://news.liputan6.com/read/2599107/ridwan-kamil-bagi-tips-sukses-pimpin-bandung-di-sekolah-partai
http://news.liputan6.com/read/2589221/perangi-radikalisme-mui-optimalkan-tim-penanggulangan-terorisme
http://citizen6.liputan6.com/read/629193/pelatihan-pelayanan-prima-rs-islam-klaten