Senin, 26 September 2016

SDM,Organisasi dan Kepemimpinan



1. Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia merupakan faktor yang sangat penting untuk setiap usaha, begitu pula untuk pemerintahan agar dapat menjalankan fungsinya sebenar-benarnya. Banyak defenisi yang dapat digunakan untuk mendefenisikan sumber daya manusia. Menurut Susilo (2002:3) ”sumber daya manusia adalah pilar penyangga utama sekaligus penggerak roda organisasi dalam usaha mewujudkan visi dan misi dan tujuannya”.”Sumber daya manusia harus didefinisikan buka n dengan apa yang sumber daya manusia lakukan, tetapi apa yang sumber daya manusia hasilkan”, sebagaimana yang dikemukakan oleh David Ulrich (Mathis dan Jackson,2002:4).
Maka dari itu, Sumber Daya Manusia merupakan faktor yang penting bagi setiap usaha. Sumber daya manusia yang berkua litas akan menentukan kejayaan atau kegagalan dalam persaingan (Tambunan,2003:15). ”Nilai sumber daya manusia adalah jumlah nilai dari sumber daya manusia pada sebuah organisasi yang dapat juga disebut sebagai modal intelektual yang terdiri dari orang-orang dalam organisasi, kemampuan yang mereka miliki, dan menggunakannya dalam pekerjaan mereka. Sehingga bagian terpenting dari peningkatan nilai sumber daya manusia adalah dengan mendayagunakan semua bakat-bakat orang-orang yang ada dalam organisasi dan mengambil yang terbaik dari populasi yang bervariasi di luar organisasi. Disebabkan perubahan kependudukan tenaga kerja, manajemen sumber daya manusia harus memaksimalkan kapabilitas sumber daya manusia yang bervariasi. Ditambahkan, praktisi sumber daya manusia haruslah orang-orang yang meyakinkan semua tenaga kerja tanpa melihat latar belakang mereka, menyediakan kesempatan untuk mengembangkan kapabilitas mereka ”sebagaimana dikemukakan oleh Mathis dan Jackson (2002:29). Begitu juga dengan pemerintahan, apabila di dalamnya terdapat sumber daya manusia yang berkualitas tentu akan menjadikan daerah tersebut berjaya. Bagi perekonomian negara, kejayaan suatu pemerintahan akan menjadikan perekonomian suatu negara lebih baik. Oleh karena itu meningkatkan kualitas sumber daya manusia sangat penting dilakukan untuk meningkatkan kinerja dalam bisnis (Kuratko dan Hodgets, 1998:87).
2. Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia merupakan pengelolaan orang didalam organisasi secara optimal agar kinerja organisasi pun seperti yang diharapkan. Asumsi yang lahir dari manajemen sumber daya manusia adalah bahwa manusia memiliki akal, perasaan, keinginan, kemampuan, ketrampilan, pengetahuan, dorongan, daya dan karsa. Semua potensi ini mempengaruhi upaya organisasi dalam pencapaian tujuannya. Bagaimana bagusnya rumusan tujuan dan rencana organisasi, maka akan sia – sia jika unsur sumber daya manusia tidak dikelola secara profesional. Ada beberapa definisi yang dapat digunakan untuk mendefinisikan manajemen sumber daya manusia. Menurut Stoner (2002:20) “Manajemen Sumber Daya Manusia adalah suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang – orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya”.
Menurut Handoko (2000:47): Manajemen Sumber Daya Manusia adalah penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumber dayamanusia untuk mencapai tujuan, baik tujuan individu maupun tujuan organisasi. Untuk itu manajemen sumber daya manusia perlu dikelola secara profesional dan baik agar dapat terwujudnya kesinambungan antara kebutuhan pegawai dengan tuntutan perkembangan teknologi dan lingkungan serta kemampuan organisasi. Keseimbangan tersebut merupakan kunci utama suatu organisasi agar dapat berkembang secara produktif dan wajar. Menurut Mathis dan Jackson (2002:4) “manajemen sumber daya manusia berhubungan dengan sistem rancangan formal dalam suatu organisasi untuk menentukan efektivitas dan efisiensi dilihat dari bakat seseorang untuk mewujudkan sasaran suatu organisasi. Dari pe ngert ian – pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan suatu gerakan pengakuan terhadap pentingnya unsur manusia sebagai sumber daya yang potensial dan perlu dikembangkan sehingga mampu memberikan dampak yang optimal terhadap kinerja organisasi.
Proses manajemen yang akan dibahas dalam hal ini, menekankanpada:
a.Perencanaan Sumber Daya Manusia
Perencanaan sumber daya manusia merupakan proses dimana manajer menjamin bahwa organisasi memiliki jumlah dan jenis tenaga kerja yang tepat, dan pada saat yang tepat, yang memiliki kemampuan untuk menyelesaikan tugas – tugas yang akan menolong organisasi tersebut mencapai sasaran secara keseluruhan secara efektif dan efisien. Dalam pengertian praktis, bahwa semua manajer harus memastikan bahwa semua pekerjaan dalam area tanggung jawab mereka selalu diisi dengan orang – orang yang berkemampuan yang dapat melakukannya secara tepat. Menurut Dessler ( 1997 ) mendefinisikan perencanaan pekerjaan sebagai proses memformulasi rencana – rencana untuk mengisi lowongan masa depan berdasarkan pada suatu analisis dari posisi yang diharapkan yang dapat diisi oleh calon yang berasal dari dalam ataupun luar organisasi. Agar pemenuhan jumlah dan kualitas tenaga kerja dapat tercapai, maka proses perencanaan harus diarahkan pada tujuan utama dari perencanaan itu sendiri. Ada tiga macam tujuan yang ingin dicapai dalam perencanaan SDM, yait u : 1) menjamin adanya jumlah dan kualitas SDM sesuai dengan waktu yang dibutuhkan, 2) dapat meningkatkan pendayagunaan SDM, dan 3) meningkatkan SDM dan memberikan kepuasan kerja.
b.Perekrutan Sumber Daya Manusia
Penarikan (recruitment)SDM merupakan suatu proses atau tindakan yang dilakukan oleh organisasi untuk mendapatkan tambahan pegawai melalui beberapa tahapan yang mencakup identifikasi dan evaluasi sumber – sumber penarikan tenaga kerja, menentukan kebutuhan tenaga yang diperlukan, proses seleksi, penempatan, dan orientasi tenaga kerja. Penarikan SDM bertujuan untuk menyediakan sumber daya manusia yang cukup agar manajer dapat memilih sumber daya manusia yang memenuhi kualifikasi yang mereka perlukan. Agar hasil dari perekrutan dapat dikatakan berhasil atau efektif, maka terdapat empat indikator untuk menunjukkan efektifitas dari perekrutan SDM, yaitu : a) jumlah (kuantitas) pelamar mencukupi, b) kualitas pelamar menunjukkan persyaratan yang dibutuhkan, c) biaya per pelamar yang direkrut, d) waktu yang dibutuhkan untuk mengisi jabatan yang kosong.
c.Seleksi Sumber Daya Manusia
Seleksi adalah suatu proses untuk memilih individu yang memiliki kualifikasi sesuai dengan persyaratan untuk mengisi jabatan didalam organisasi. Proses seleksi bertujuan untuk menyesuaikan antara kemampuan dan ketrampilan sumber daya manusia yang tertulis dalam lamaran kerja dan apa yang dibutuhkan organisasi. Proses seleksi yang baik akan memberikan kontribusi yang besar terhadap perkembangan sebuah organisasi. Oleh karena itu seleksi harus didasarkan pada standar yang jelas. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa dasar kebijaksanaan dalam mengadakan seleksi sumber daya manusia adalah : mengadakan seleksi dengan cara yang paling efektif dan dengan biaya serendah – rendahnya untuk mendapatkan tenaga kerja yang sebaik – baiknya (Manulang : 1981).
d.Sosialisasi atau Orientasi
Orientasi atau Sosialisasi merupakan program yang didesain untuk membekali karyawan baru dengan informasi yang diperlukan agar dapat berfungsi secara baik dan efektif dalam organisasi (Stoner dkk ; 1995). Lebih jauh orientasi ditujukan untuk memperkenalkan sumber daya manusia pada tiga hal yang utama, yaitu : 1) informasi umum mengenai kerja rutin sehari – hari, 2) tinjauan sejarah organisasi, tujuan, operasi, dan produk atau jasa, 3) kebijakan organisasi, peraturan kerja, dan tunjangan.
e.Pelatihan dan Pengembangan
Istilah pelatihan (training) mengacu pada serangkaian kegiatan yang memberikan peluang untuk mendapatkan dan meningkatkan keterampilan yang berkaitan dengan pekerjaan. Program pelatihan diberikan kepada karyawan yang baru maupun karyawan yang telah ada, tujuannya adalah untuk menghadapi situasi – situasi yang berubah. Sementara itu program pengembangan (development) dimaksudkan untuk mengembangkan keterampilan untuk pekerjaan masa depan. Pengembangan merupakan suatu proses pendidikan jangka panjang yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir dimana karyawan manajerial mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis guna mencapai tujuan umum.
Menurut Pigors dan Myers (1961:33)Pendidikan dan Pelatihan merupakan upaya untuk pengembangan SDM, terutama untuk pengembangan kemampuan intelektual dan kepribadian. Pendidikan pada umumnya berkaitan dengan mempersiapkan calon tenaga yang digunakan oleh suatu organisasi, sedangkan pelatihan lebih berkaitan dengan peningkatan kemampuan atau ketrampilan pekerja yang sudah menduduki suatu jabatan atau tugas tertentu. Untuk pendidikan dan pelatihan ini, langkah awalnya perlu dilakukan analisis kebutuhan atau need assessment, yang menyangkut tiga aspek, yaitu : analisis organisasi, analisis pekerjaan, dan analisis pribadi.
f.Penilaian Prestasi
Prestasi kerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Tujuan penilaian prestasi kerja adalah untuk mengetahui apakah sumber daya manusia yang ada telah bekerja sesuai dengan standar – standar yang telah ditentukan sebelumnya. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari manajemen sumber daya manusia adalah menetapkan kebijaksanaan organisasi untuk dapat meningkatkan kontribusi atau peranan lain. Manajemen sumber daya
manusia berusaha untuk meningkatkan efektivitas perusahaan melalui kebijaksanaan, prosedur dan metode yang digunakan untuk mengelola orang – orang dalam organisasi tersebut.
Menurut Martoyo (1992:84) Setiap organisasi apapun bentuknya senantiasa akan berupaya dapat tercapainya tujuan organisasi yang bersangkutan dengan efektif dan efisien. Efisiensi maupun efektivitas organisasi sangat tergantung pada baik dan buruknya pengembangan sumber daya manusia/anggota organisasi itu sendiri. Ini berarti bahwa sumber daya manusia yang ada dalam organisasi tersebut secara proporsional harus diberikan pendidikan dan latihan yang sebaik – baiknya, bahkan harus sesempurna mungkin.
Pelatihan Pelayanan Prima RS Islam Klaten
 Citizen6, Klaten: RS Islam Klaten menyelenggarkan pelatihan prima (service excellent) untuk karyawan dan manager. Kegiatan tersebut dilaksanakan secara bertahap. Tahap pertama diberikan pada para manager dan kepala bagian yang dilaksanakan pada 26 Juni 2013, sedangkan pada tahap kedua, ketiga, dan keempat diberikan kepada para karyawan front liner yang dilaksanakan pada 2-4 Juli 2013.

Tujuan dilaksanakannya pelatihan tersebut adalah untuk meningkatkan karyawan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan, meningkatkan kemampuan karyawan dalam mengelola komplain, menumbuhkan kesadara karyawan akan pentingnya pelanggan bagi perusahaan, serta meningkatkan kepedulian, perhatian, dan motivasi pada diri karyawan.

Materi yang diberikan pada saat pelatihan antara lain etika pelayanan, excellent service, internal dan eksternal marketing, kualitas pelayanan dan pelayanan prima rumah sakit, praktek pelayanan prima, penanganan komplain serta diskusi dan pemetaan masalah.

Jumlah peserta yang mengikuti pelatihan di tahap pertama berjumlah 30 orang yang terdiri dari para manager dan kepala bagian. Sedangkan di tahap kedua terdiri dari para karyawan dibagian kassa, pendaftaran, poliklinik, farmasi, informasi, asuransi, penata rekening, IGD, dan satpam dengan jumlah 102 orang. (Agus Susanto/Mar)

Dari berita diatas dapat dilihat bahwa RS Islam Klaten menyelenggarakan pelatihan prima (service excellent) yang bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas SDM dari Rumah Sakit tersebut agar karyawan dapat meningkatkan kepedulian,perhatian dan motivasi dirinya yang berdampak pada kepuasan pelanggan.





2.Organisasi
2.1.Pengertian Organisasi
Organisasi sebagai kesatuan sosial terdiri dari orang atau kelompok orang yang berinteraksi satu sama lain. Pandangan terhadap organisasi sangat tergantung pada konteks dan perspektif tertentu dari seseorang yang merumuskannya. Beberapa pandangan mengenai organisasi tersebut dapat diuraikan seperti yang dikemukakan Thompson dalam Thoha(1992), bahwa organisasi adalah:“an organization is a highly rationalized and impersonal integration of a large member of specialists cooperating to achieve some announched specific objectif”. Sedangkan pandangan lain, seperti yang dikemukakan oleh Robbins (1996), merumuskan bahwa:“an organization is a consciously coordinated social entity, with a relatively indentiviable boundary, that functions on a relatively continuous basis to achieve a common goal or set of goals”. Kedua pandangan tersebutdi atas, jelas memperlihatkan perspektif yang berbeda. Thompson dalam Thoha(1992), merumuskan organisasi dengan penekanan pada tingkat rasionalitas dalam kerjasama yang terkoordinasi, dengan menekankan pentingnya pembagian tugas sesuai keahlian masing-masing anggota organisasi. Sedangkan menurut Robbins (1996), memandang organisasi sebagai kesatuan sosial, yaitu terdiri dari orang atau kelompok orang yang berinteraksi satu sama lain. Pola interaksi yang diikuti oleh anggota organisasi tidak begitu saja timbul, melainkan telah dipikirkan terlebih dahulu. Organisasi merupakan tata hubungan sosial. Dalam hal ini seorang individu melakukan proses interaksi dengan sesamanya di dalam organisasi, baik antara pimpinan dan anggota maupun antar anggota sendiri. Organisasi mempunyai pembatasan-pembatasan tertentu. Setiap anggota organisasi yang melakukan hubungan interaksi dengan yang lainnya tidaklah didasarkan atas kemauan sendiri, akan tetapi mereka dibatasi oleh peraturan tertentu.
Organisasi merupakan suatu kumpulan tata aturan. Dengan adanya tata aturan setiap organisasi maka dapat lebih mudah dibedakan suatu organisasi dengan kumpulan kemasyarakatan. Organisasi merupakan suatu kerangka hubungan yang berstruktur, yang di dalamnya berisi wewenang, tanggung jawab, dan pembagian kerjauntuk menjalankan suatu fungsi tertentu. Adanya hirarkhi atau tingkatan mulai dari pimpinan sampai pada bawahan atau staf.Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa orang-orang terlibat dalam organisasi harus tunduk pada suatu aturan untuk mengadakan kerjasama dan interaksi guna mencapai suatu tujuan bersama. Peneliti mengkaitkan paradigma organisasi dengan konsep klasik, lebih banyak mempertimbangkan hal-hal yang berhubungan dengan struktur seperti hirarkhi, wewenang, tanggungjawab, kesatuan komando, dan jenjang pengawasan.
Organisasi juga dapat diartikan dalam dua macam yakni: (1) dalam arti statis, organisasi sebagai wadah kerja sama sekelompok orang yang bekerja sama,untuk mencapai tujuan tertentu, (2) dalam arti dinamis, organisasi sebagai suatu sistem atau kegiatan sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu.
2.1.2.Prinsip-prinsip Organisasi
Ada beberapa ahli yang memberikan definisi tentang prinsip-prinsip atau azas-azas organisasi, masing
–masing ahli memberikan perumusan yang berbeda, baik dalam jumlah maupun istilah yang digunakan. Dibawah ini beberapa pengertian organisasi antara lain:
1.Warren dan Joseph dalam Wursanto (2003) dalam bukunya yang berjudul Management for Business and Industri, menyatakan ada 4 (empat) macam prinsip organisasi yaitu: prinsip kesatuan perintah (unity of command), prinsip rentang kendali atau rentang pengawasan (span of control), prinsip pengecualian (the exeption princeple) dan prinsip hirarki (the scala principle).
2.HenryFayol dalam Wursanto (2003) Seorang insiniur pertambangan dari Perancis mengemukakan 14 (empat belas) prinsip organisasi yaitu: pembagian kerja (devision of work), wewenang dan tanggung jawab (authority and responsibility), disiplin (discipline), kesatuan komando (unity of command), kesatuan langkah (unity of direction), subordinasi minat dibawah minat pada umumnya (subordination of individual interest to general interest), pemberian hadiah (remuneration), sentralisasi atau pemusatan (centralization), jenjang hirarki (line of autority/hierarchie), ketertiban (order),kesamarataaan (equity), stabilitas jabatan pegawai (stability of personel), inisiatif (iniciative) dan kesatuan jiwa korps (esprit de corps). Dari pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa untuk membangun dan menggerakkan organisasi yang kompleks (organisasi modern) diperlukan prinsip-prinsip organisasi sebagai dasar atau fondamen sehingga organisasi dapat berjalan dengan baik, serta struktur organisasinyaefektif dan efisien. Dengan demikian tercapai tidaknya tujuan organisasi tergantung pada kemampuan pimpinan organisasi dalam melaksanakan prinsip-prinsip organisasi.
2.1.3.Macam-Macam Organisasi
Macam atau jenis-jenis organisasi dapat dilihat dari berbagai segi yaitu dari jumlah pucuk pimpinan, segi keresmian, segi tujuan segi luas wilayah, segi kebutuhan sosial serta segi bentuk (Wursanto, 2003).
1.Jenis Organisasi dari Segi Pucuk Pimpinan:
Organisasi segi pucuk pimpinan terdiri dari dua macam yakni:
(1) organisasi tunggal, apabila pucuk pimpinan organisasi tersebut berada pada tangan satu orang. Nama pimpinan yang dipergunakan tergantung dari jenis kegiatan organisasi tersebut. Contoh dalam bidang pemerintahan presiden, menteri, gubernur, direktur, bupati dan lain-lain, dalam bidang kemiliteran: panglima, komandan, kapolri, kapolda, dalam bidang pendidikan; rektor, dekan, ketua program studi, ketua departemen , dalam bidang niaga adalah adminstrator, (2) organisasi jamak, apabila pucuk pimpinan berada ditangan beberapa orang, contohnya: presidium (presidium kabinet ampera), Dewan Pempinan Pusat( DPP), DPD, MAWI, KWI, MUI dan lain-lain. Masing-masing pimpinan dan dewan memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda-beda sehingga perlu ada pembagian tugas dan wewenang maka dibutuhkan adanya koordinasi kerja.
2.Jenis Organisasi dariSegi Keresmian
Menurut segi keresmian organisasi terdiri dari dua yaitu:
(1) organisasi formal, apabila kegiatandilakukan oleh beberapa orang yang tergabung dalam suatu kelompok secara sadar dikoordinasi guna tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, sehingga orang-orang yang tergabung dalam kelompok itu mempunyai struktur yang jelas, (2) organisasi informal, organisasi disusun secara bebas dan spontan dan keanggotaannya diperoleh secara sadar atau tidak sadar
3. Jenis Organisasi dari Segi Tujuan
Menurut segi tujuan yang hendak dicapai, contohnya: organisasi niaga atau ekonomi yang mempunyai tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Kegiatan yang dilakukan adalah untuk memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa. Organisasi niaga ini dibedakan lagi menjadi organisasi swasta dan pemerintah.
4.Jenis Organisasi dariSegi Luas Wilayah
Menurut luas wilayahnya organisasi dapat dibagi menjadi empat macam yaitu:
(1) organisasi daerah (localorganization), (2) organisasi regional(regional organization), (3) organisasi nasional (national organization) dan (4) organisasi internasional (international organization).
5.Jenis Organisasi dari Segi Kebutuhan Sosial/Kemasyarakatan
Organisasi kemasyarakatan semua organisasi atau perhimpunan yang dibentuk atas secara sukarela oleh anggota masyarakat warga negara Republik Indonesia yang keanggotaan terdiri dari warga negara Indonesia dan warga negara asing, namun dalam pelaksanaannya harus tunduk pada ketentuan dan Undang-undang Republik Indonesia.



Perangi Radikalisme, MUI Optimalkan Tim Penanggulangan Terorisme
 Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Maruf Amin prihatin dengan berkembangnya paham radikal di Tanah Air.‎ Dia menilai, maraknya radikalisme di Indonesia lantaran terjadinya distorsi pemahaman di masyarakat.

"Karena itu, langkah yang akan kita tempuh adalah memberikan pemahaman yang benar supaya tidak terjadi distorsi," ujar Maruf usai pertemuan dengan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) di Kantor MUI, Jakarta Pusat, Senin (29/8/2016).

‎Untuk mewujudkan kerjasama dengan BNPT ini, MUI berjanji bakal mengoptimalkan peran tim khususnya, yakni Tim Penanggulangan Terorisme (TPT).

"MUI punya TPT, tim penanggulangan terorisme, akan kita efektifkan. Kerja sama dengan BNPT untuk memperoleh info sasaran (radikalisme), dan gerakan mereka ke arah mana. Kalau kami  bagaimana counter-nya," papar dia.

Ke depan, MUI bakal lebih gencar syiar soal pemahaman keislaman yang benar melalui berbagai cara. Kerja sama dengan BNPT ini menjadi salah satu jalan agar bisa lebih mengetahui ke arah mana saja MUI harus bergerak.

"Jadi kita akan mulai dari buku-buku, ceramah, diskusi, akan melakukan pencerahan, radikalisme itu keliru. Bagi mereka yang sudah kena, kita lakukan deradikalisasi," kata Maruf.

MUI, kata Ma'ruf, akan menyasar masyarakat yang sudah terkena paham radikal, baik mereka yang pernah berurusan dengan hukum maupun tidak. Apalagi, saat ini banyak generasi muda yang mulai terkontaminasi dengan paham tersebut.

Namun begitu, dirinya mengingatkan bahwa untuk deradikalisasi perlu melibatkan banyak pihak. Kendati, aspek pokok munculnya paham radikal ada pada pemahaman yang salah.

"Penanganannya dari semua sektor, keadilannya, ekonominya. Tapi aspek pokoknya pemahaman. Yang lainnya pemicu saja. Ini (paham) yang kita betulkan," pungkas Maruf Amin.

Dari contoh berita diatas dapat diketahui bahwa MUI (Majelis Ulama Indonesia) termasuk jenis organisasi jamak dimana masing-masing pimpinan dan dewan memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda-beda sehingga perlu ada pembagian tugas dan wewenang maka dibutuhkan adanya koordinasi kerja.





3. Kepemimpinan
3.1.Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan secara harfian berasal dari kata pimpin. Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur,menuntun dan juga menunjukkan ataupun mempengaruhi. Pemimpin mempunyai tanggung jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari yang dipimpin, sehingga menjadi pemimpin itu tidak mudah dan tidak akan setiap orang mempunyai kesamaan di dalam menjalankan kepemimpinannya. Menurut Wahjosumidjo (2005: 17) kepemimpinan di terjemahkan kedalam istilah sifat-sifat, perilaku pribadi, pengaruh terhadap orang lain, pola-pola, interaksi, hubungan kerja sama antarperan, kedudukan dari satu jabatan administratif, dan persuasif, dan persepsi dari lain-lain tentang legitimasi pengaruh. Miftah Thoha (2010:9) kepemimpinan adalah kegiatan untuk memengaruhi perilaku orang lain, atau seni memengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok. Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu organisai karena sebagian besar keberhasilan dan kegagalan suatu organisasi ditentukan oleh kepemimpinan dalam organisasi tersebut. Menurut C. Turney (1992) dalam Martinis Yamin dan Maisah (2010: 74) mandefinisikan kepemimpinan sebagai suatu group proses yang dilakukan oleh seseorang dalam mengelola dan menginspirasikan sejumlah pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi melalui aplikasi teknik-teknik manajemen. George R. Terry (Miftah Thoha, 2010:5) mengartikan bahwa Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan mencapai tujuan organisasi.
Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
A. Dale Timple(2000: 58) mengartikan Kepemimpinan adalah proses pengaruh sosial di dalam mana manajer mencari keikutsertaan sukarela dari bawahan dalam usaha mencapai tujuan organisasi. Dengan kepemimpinan yang dilakukan seorang pemimpin juga menggambarkan arah dan tujuan yang akan dicapai dari sebuah organisasi.Sehingga dapat dikatakan kepemimpinan sangat berpengaruh bagi nama besar organisasi. Menurut Sudarwan Danim (2004: 56) kepemimpinan adalah setiap perbuatan yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok yang tergabung di dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Martinis Yamin dan Maisah (2010: 74) kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi yang dilakukan oleh seseorang dalam mengelola anggota kelompoknyauntuk mencapai tujuan organisasi.  Kepemimpinan merupakan bentuk strategi atau teori memimpin yang tentunya dilakukan oleh orang yang biasa kita sebut sebagai pemimpin. Pemimpin adalah seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan. Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenang formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan. Pemimpin pertama-tama harus seorang yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya. Secara sederhana pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu mengembangkan orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan pemimpinnya itu. Menurut Kartini Kartono (2003: 48) mengemukakan kepemimpinan sebagai berikut:
Kepemimpinan itu sifatnya spesifik, khas, diperlukan bagi situasi khusus. Sebab dalam satu kelompok yang melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, dan punya tujuan serta peralatan khusus, pemimpin kelompok dengan ciri-ciri karakteristiknya itu merupakan fungsi dari situasi khusus tadi. Jelasnya sifat-sifat utama dari pemimpin dan kepemimpinannya harus sesuai dan bisa diterima oleh kelompoknya, juga bersangkutan, serta cocok-pas dengan situasi dan zamannya. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan kepemimpinan merupakan cara seorang pemimpin dalam mempengaruhi bawahan dengan karakteristik tententu sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan.  Faktor keberhasilan seorang pemimpin salah satunya tergantung dengan teknik kepemimpinan yang dilakukan dalam menciptakan situasi sehingga menyebabkan orang yang dipimpinnya timbul kesadarannya untuk melaksanakan apa yang dikehendaki. Dengan kata lain, efektif atau tidaknya seorang pemimpin tergantung dari bagaimana kemampuannya dalam mengelola dan menerapkan pola kepemimpinannya sesuai dengan situasi dan kondisi organisasi tersebut.
3.2.Perbedaan Kepemimpinan dengan Menejemen
Pada hakekatnya kepemimpinan mempunyai pengertian yang agak luas dibandingkan dengan menejemen. Menejemen merupakan jenis pemikiran yang khusus dari kepemimpinan di dalam usahanya untuk mencapai tujuan organisasi. Sedangkan kepemimpinan bisa saja karena berusaha mencapai tujuan organisasi atau kelompok, dan bisa saja sama atau selaras atau tidak selaras dengan tujuan organisasi. Menurut Miftah Thoha(2010:8) menejemen adalah sebuah proses pencapaian organisasi lewat usaha orang-orang lain. Dalam menejemen terdapat suatu aturan dan tata krama tertentu, sehingga kepemimpinan dalam menejemen akan diatur sesuai ketentuan yang berlaku. Seseorang yang mengatur menejemen biasa disebut menejer. Menejer menduduki
1)Tidak ada pegangan yang kuat dan kepercayaan rendah pada diri sendiri.
2)Mengiyakan semua saran.
3)Lambat dalam membuat keputusan.
4)Banyak “mengambil muka” kepada bawahan.
5)Ramah dan tidak menyakiti bawahan.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan merupakan suatu pola perilaku yang konsisten yang ditunjukkan pemimpin dan diketahui oleh pihak lain ketika pemimpin berusaha mempengaruhi orang lain. Gaya kepemimpinan antara lain gaya kepemimpinan otokratik, gaya kepemimpinan demokratis, dan gaya kepemimpinan permisif. Jika dikaitkan dengan Kepala Sekolah, maka Kepala Sekolah dapat menggunakan gaya kepemimpinan tersebut dalam mempengaruhi guru maupun karyawan yang ada di sekolah yang dipimpinnya. Namun gaya kepemimpinan yang tepat untuk memotivasi kepala sekolah adalah gaya kepemimpinan demokratis. Hal ini sesuai pendapatMifta Thoha (2010: 50) yang mengatakan gaya kepemimpinan demokratis dikaitkan dengan kekuatan personal dan keikut sertaan para pengikut dalam proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Dengan gaya demokrasi Kepala sekolah secara tidak langsung memotivasi guru agar berpartisipasi dan bertanggungjawab dalam kegiatan sekolah.


 Ridwan Kamil Bagi Tips Sukses Pimpin Bandung di Sekolah Partai


Liputan6.com, Jakarta Wali Kota Bandung Ridwan Kamil berbagi pengalaman mengelola pemerintahan saat tampil di Sekolah Partai PDI Perjuangan, untuk para calon kepala daerah dan wakil kepala daerah.
Pria yang akrab disapa Kang Emil itu menyampaikan, konsep yang ia terapkan, yakni etos gotong royong dalam memimpin pembangunan Kota Bandung.
"Jangan pernah meremehkan gagasan publik, libatkan masyarakat dalam membangun. Dengan kerelawanan masyarakat tata kelola pemerintahan menjadi lebih baik, karena mereka juga melakukan pengawasan yang langsung dilaporkan ke saya," ujar Ridwan dalam keterangan tertulisnya, Sabtu 10 September 2016.
Tips lain yang disampaikan Kamil adalah bagaimana korupsi dikurangi drastis melalui penggunaan teknologi, sehingga APBD ada penghematan Rp 1 triliun. "Pembangunan smart city disarankan untuk diimplementasikan, untuk mereformasi birokrasi, sehingga pelayanan publik bisa ditingkatkan," ujar dia.‎
Dalam kesempatan yang sama, kader PDIP yang juga calon Bupati Tulang Bawang Winarti menanyakan inovasi pembangunan apa yang sesuai untuk kabupaten.
Mendapati pertanyaan tersebut, Kamil pun menjawab dengan bijak. "Jangan bertindak tanpa teori atau studi, tetapi jangan membuat kebijakan tanpa ideologi," jawab dia.
Merujuk pengalaman dan sosok Ridwan Kamil, Kepala Sekolah PDIP Komarudin Watubun mengingatkan, bagi kepala daerah dan politikus PDIP harus berkinerja bagus, tetapi sekaligus menjadi penyebar Pancasila dan ajaran Sukarno di masyarakat.
"Kita harus membentengi ideologi anak-anak muda dari ancaman ekstremisme agama yang makin menjadi-jadi," kata Komarudin.

Dari berita diatas dapat diketahui bahwa Ridwan Kamil sekarang merupakan salah satu pemimpin yang berada di kota Bandung. Ridwan Kamil dianggap berhasil dalam memimpin kota Bandung karena sekarang kota Bandung menjadi salah satu kota terbaik seasia. 
kepemimpinan merupakan cara seorang pemimpin dalam mempengaruhi bawahan dengan karakteristik tententu sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan.  Faktor keberhasilan seorang pemimpin salah satunya tergantung dengan teknik kepemimpinan yang dilakukan dalam menciptakan situasi sehingga menyebabkan orang yang dipimpinnya timbul kesadarannya untuk melaksanakan apa yang dikehendaki. Dengan kata lain, efektif atau tidaknya seorang pemimpin tergantung dari bagaimana kemampuannya dalam mengelola dan menerapkan pola kepemimpinannya sesuai dengan situasi dan kondisi organisasi tersebut. 


Daftar Pustaka:
 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35052/3/Chapter%20II.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20802/4/Chapter%20II.pdf
http://eprints.uny.ac.id/7829/3/BAB%202%20-%2008108241026.pdf
 Abdul Azis Wahab (2008) Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan. Bandung: Alfabeta,
 Simamora, Henry.,Manajemen Sumber Daya Manusia,Yogyakarta, Penerbitan, STIE YKPN, 1995.
http://news.liputan6.com/read/2599107/ridwan-kamil-bagi-tips-sukses-pimpin-bandung-di-sekolah-partai
 http://news.liputan6.com/read/2589221/perangi-radikalisme-mui-optimalkan-tim-penanggulangan-terorisme
 http://citizen6.liputan6.com/read/629193/pelatihan-pelayanan-prima-rs-islam-klaten